Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan tambang tembaga papan atas melaporkan adanya peningkatan laba pada kuartal I/2018 seiring dengan harga tembaga yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Jiangxi Copper Co., produsen tembaga terbesar di China pada Jumat (27/4) melaporkan, pada kuartal I/2018, tercatat adanya kenaikan laba sebesar 41,5% year-on-year (yoy) seiring dengan harga tembaga yang lebih tinggi. Angka tersebut merupakan laba kuartalan terbesarnya dalam 3,5 tahun.
“Penghasilan bersih pada kuartal I/2018 mencapai 766 juta yuan (US$120,9 juta), naik 41,5% dari tahun sebelumnya,” papar Jiangxi Copper Co., seperti dilansir dari Reuters.
Jiangxi Copper Co. membukukan pendapatan pada kuartal tersebut sebesar 50,61 miliar yuan, naik 13,3% dari 44,68 miliar yuan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
Adapun, Southern Copper, produsen tembaga terbesar kelima di dunia membukukan laba bersih mencapai US$470,7 juta pada kuartal I/2018, lebih tinggi 49,7% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu berkat harga tembaga yang lebih tinggi dan upaya untuk mengurangi biaya.
Sementara itu, dilansir dari Bisnis.com, PT Freeport Indonesia membukukan peningkatan penjualan seiring dengan kenaikan output. Penjualannya telah meningkat signifikan hingga 156,8% dari 125 juta pon menjadi 319 juta pon. Kinerja kian positif karena harga juga mengalami peningkatan.
Tercatat, produksi tembaga Freeport pada kuartal I/2018 mencapai 311 juta pon atau naik 100,65% dibandingkan output pada periode yang sama di tahun lalu sebesar 155 juta pon.
Freeport—McMoRan menargetkan penjualan tembaga PT Freeport Indonesia sepanjang tahun Anjing Tanah ini sebesar 1,15 miliar pon atau naik 15% dibandingkan penjualan di Tahun Ayam Api sebesar 1 miliar pon.