Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) melemah paska pemerintah Malaysia mengumumkan kembalinya pajak ekspor bagi CPO pada April. Namun, diperkirakan permintaan masih akan menguat menjelang pemberlakuan pajak tersebut.
Tercatat, harga CPO kontrak teraktif Juni 2018 di bursa Malaysia Derivatives Exchange (MDEX) turun 0,5% menjadi 2.437 ringgit (US $ 623,43) per ton pada Kamis (22/3). Adapun, pada Jumat (23/3), harga CPO ditutup melemah hingga menetap di level 2.426 ringgit per ton.
Dilansir dari Malaysia Palm Oil Council (MPOC), seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur mengatakan bahwa dimulainya kembali pajak ekspor membebani sawit berjangka.
Minyak sawit berjangka Malaysia jatuh pada perdagangan pada Kamis setelah penguatan 3 sesi berturut-turut paska pemerintah mengumumkan kembalinya pajak ekspor pada CPO, mengakhiri suspensi selama 3 bulan di awal tahun ini.
Melalui surat edarannya, pemerintah Malaysia pada Kamis (22/3) menetapkan pajak ekspor CPO sebesar 5% pada bulan April, setelah penangguhan tiga bulan dilaksanakan pada awal tahun. Penangguhan pajak ekspor akan berakhir pada 7 April.
Di samping itu, harga CPO mengalami pelemahan karena dipengaruhi oleh menguatnya mata uang ringgit dan turunnya harga soyoil.