Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah bergerak menguat pada Selasa (13/3) setelah 2 sesi sebelumnya berhasil rebound dari level Rp13.800 per dolar AS.
Chief Market Strategist FXTM Hussein Sayed menuturkan bahwa rupiah menguat lantaran selera risiko yang meningkat pada awal perdagangan di pekan ini.
Rupiah tercatat mengalami penguatan hingga 0,2% pada sesi penutupan perdagangan Senin (12/3) dengan menetap di level Rp13.765 per dolar AS setelah rebound ke level Rp13.797 pada Jumat (9/3).
Mata uang Garuda melanjutkan penguatan pada Selasa (13/3), terpantau pukul 10.50 WIB naik 14 poin atau 0,10% menjadi Rp13.751 per dolar AS. Hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp13.749—Rp13.765 per dolar AS.
Pada pekan ini, banyak data ekonomi Indonesia dijadwalkan untuk dirilis pekan ini, namun Sayed mengatakan, data paling penting ialah data neraca perdagangan yang akan dirilis pada Kamis.
“Neraca perdagangan khususnya akan memberi isyarat mengenai momentum ekonomi domestik,” papar Sayed dalam publikasi risetnya hari ini (13/3/2018).
Baca Juga
“Optimisme meningkat karena perdagangan global menguat dan potensi impor dan ekspor melampaui ekspektasi di Februari yang akan memperkuat PDB pada kuartal I/2018,” lanjutnya.
Sayed menambahkan, meningkatnya selera risiko pada pekan lalu datang dari laporan tenaga kerja AS yang menggembirakan pada Jumat sehingga berhasil mengurangi kekhawatiran tentang perang dagang, setidaknya untuk sementara.
Apalagi ditambah isu akan bertemunya Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Korea Utara Kim Jong Un.