Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dolar AS melemah setelah Gary Cohn, penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (6/3). Kondisi pelemahan dolar tersebut mendorong penguatan harga emas sebagai aset safe haven.
Monex Investindo Futures (MIF) menuturkan, berita pengunduran diri Cohn memicu volatilitas tinggi di awal perdagangan Rabu (7/3). Dolar AS melemah cukup tajam dan harga emas menguat seiring dengan kekhawatiran pasar akan ketidakstabilan politik di AS.
“Dolar AS masih berisiko melemah usai berita ini menjelang 2 data penting hari ini: data ADP Non—Farm Employment Change dan persediaan minyak mentah AS dari Badan Energi Internasional (EIA),” paparnya dalam publikasi risetnya, Rabu (7/3/2018).
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia pada penutupan perdagangan Selasa (6/3) melemah ke level 89,608 dari penguatan pada sesi perdagangan sebelumnya di level 90,080.
Adapun, pada perdagangan Rabu (7/3) pukul 10.05 WIB, dolar AS melanjutkan pelemahan sekitar 0,11% menjadi 89,515. Pelemahan dolar memberi dampak positif bagi pergerakan logam mulia. Emas terpantau mengalami penguatan cukup tinggi.
Terpantau, pada waktu yang sama, harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 menguat 1,80 poin atau 0,13% menjadi US$1.337 per troy ounce setelah ditutup menguat pada perdagangan sebelumnya sebesar US$1.335,30 per troy ounce.
Adapun harga emas spot naik 0,97 poin atau 0,07% menuju US$1.335,53 per troy ounce setelah mengalami penguatan pada sesi perdagangan sebelumnya dengan ditutup di level US$1.333,96 per troy ounce.
“Emas sempat dibuka gap up dan naik ke level US$1.340,39 per troy ounce. Harga stabil menguat di kisaran US$1.335,48 per troy ounce di sesi Asia,” ungkap MIF.
MIF menambahkan, harga emas berpotensi menguat ke level US$1.344 per troy ounce jika menembus resisten terdekat di US$1.341 per troy ounce menjelang rilis data ADP pada pukul 20.15 WIB nanti.