Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memangkas target harga saham Matahari Putra Prima (MPPA) menjadi 430 dari sebelumnya 660 menyusul perkiraan meningkatnya rugi usaha pada tahun 2017. Akan tetapi, rencana rights issue MPPA menjadi katalis sehingga saham tersebut tetap direkomendasikan hold.
Christine Natasya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjelaskan Matahari Putra Prima (MPPA) membukukan rugi sebesar Rp215,8 miliar pada kuartal III/2017 (vs laba bersih sebesar Rp53,3 miliar pada 3Q16 dan laba bersih sebesar R6,9 miliar pada 2Q17.
MPPA membukukan pendapatan pada kuartal III/2017 sebesar Rp2,89 triliun, turun 20% QoQ dan 14.7% YoY, karena Lebaran bergeser ke 2Q17. Secara kumulatif, MPPA membukukan pendapatan 9M17 sebesar Rp9,61triliub (mencapai 69% dari perkiraan setahun penuh).
"Karena penurunan top line, marjin kotor pada 3Q17 turun 420bps YoY dan 345 bps QoQ menjadi 12.3%. MPPA melakukan diskon produk secara agresif untuk dapat bersaing dengan toko ritel yang lebih murah. Dengan adanya diskon yang agresif, GPM jatuh ke level terendah di 3Q17," jelasnya dalam riset yang diterima Bisnis.com, Senin (26/2/2018).
Mengingat kegagalan dari keseluruhan bisnis MPPA, manajemen melakukan 4 strategi untuk memperbaiki kinerja toko mereka yaitu: 1) mengurangi jumlah SKU; 2) diskon agresif, untuk menyaingi harga minimarket; 3) mengurangi ukuran toko, karena MPPA akan lebih fokus pada penjualan produk yang memenuhi kebutuhan dasar konsumen; dan 4) menerapkan kebijakan satu shift untuk karyawan yang bekerja di toko agar biaya gaji tenaga kerja lebih efisien.
Karena pendapatan kuartal III/2017 dari MPPA berada di bawah ekspektasi, kami memangkas estimasi top-line FY17, terhitung dari pengurangan asumsi jumlah toko dan asumsi SSSG. Kami memotong pendapatan MPPA pada 2017F sebesar 8% dan kami memperkirakan rugi bersih akan lebih besar dari Rp72 miliar menjadi Rp437 miliar.
MPPA akan melakukan rights issue dengan menerbitkan hingga 3 miliar saham baru dengan nilai nominal IDR50. Rencana tersebut telah mendapatkan persetujuan RUPSLB, namun rinciannya belum diberikan.
"Kami percaya hasil rights issue akan dialokasikan untuk pembayaran utang, modal kerja, dan pembenahan toko. Kami memangkas target harga menjadi Rp430 (dari Rp660), namun tetap mempertahankan rekomendasi hold," jelas Christine Natasya.