Bisnis.com, JAKARTA – Kontrak gas alam mengalami pelemahan 2 sesi berturut–turut ketika musim mulai meninggalkan musim dingin.
Harga di New York Merchantile Exchange pada Kamis (1/2) sore melemah 0,064 atau 2,14% menjadi US$2.931 per MMBtu, turun 2 sesi perdagangan. Secara year to date, harga melesat 22,96%, mencatat pertumbuhan tertinggi di antara komoditas energi lainnya.
Bloomberg mencatat, penurunan harga ke level terendah 3 minggu itu diperkirakan karena cuaca di bagian timur Amerika Serikat sebagai negara terbesar produsen sekaligus konsumen gas alam dunia lebih hangat di paruh pertama Februari.
Baca Juga
Akibatnya, permintaan gas alam sebagai pemanas berkurang setelah sebelumnya membanjiri pasar dalam beberapa minggu terakhir musim dingin. Data Energy Information Administration, stok di AS turun 11,15% menjadi 2.296 bcfd (19 Januari) dari 2.584 bcfd pada pekan sebelumnya.
“Pembahasannya adalah seberapa dingin dan untuk berapa lama. Berbeda model cuaca menceritakan berbagai cerita,” kata Phil Flynn, senior analis pasar di Price Futures Group. “Kami masih melihat produksi yang sangat kuat saat itu pada gas alam.”