EMITEN TELEKOMUNIKASI : Kompetisi Pertahankan Pangsa Pasar Berlanjut
Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten perusahaan telekomunikasi diprediksi akan terus menghijau sepanjang tahun ini, meski kompetisi ketat akan terus berlangsung. Produk dengan harga murah akan terus digelontorkan untuk mempertahankan pangsa pasar.
Hingga akhir tahun 2017 dan sepanjang tiga pekan 2018, pangsa pasar tiga emiten telekomunikasi yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XL Axiata Tbk., dan PT Indosat Tbk., terpantau stabil tanpa ada pergeseran signifikan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni Dustin menyebut kondisi persaingan dan bisnis antaroperator tersebut masih akan bertahan stabil, seiring dengan ketiganya yang masih menunggu tenggat waktu pendaftaran kartu SIM yang ditetapkan pemerintah pada 28 Februari 2018 atau tepat satu bulan lagi.
“Persaingan harga akan membatasi peningkatan pendapatan emiten operator seluler dan menekan margin EBITDA. Meski ada risiko dari ketatnya persaingan, kami memprediksi pendapatan industri sektor seluler pada 2018 dapat tumbuh di kisaran 7,7%,” ungkap Giovanni melalui riset, akhir pekan lalu.
Proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 7,7% tersebut naik tipis dari capaian sepanjang tahun lalu yang diprediksi naik 7,5%. Mirae Sekuritas memprediksi persaingan tidak akan memukul margin dengan signifikan.
Malahan, margin ketiga emiten yaitu TLKM, EXCL, dan ISAT akan bergeser. Sebelumnya, ketiga operator mendapat margin besar dari layanan data, namun tahun ini akan bergeser menjadi ke lini legacy services.
Data Kementerian Telekomunikasi dan Informatika menunjukkan hingga 23 Januari 2018, sebanyak 163 jut apelanggan telah mendaftarkan kartu SIM mereka. Jumlah ini setara dengan 49% dari total pengguna ponsel di Tanah Air.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Mirae Asset Sekuritas, hingga kuartal III/2017 jumlah pangsa pasar langganan data TLKM masih yang paling besar yaitu 56%, disusul oleh ISAT yang sebesar 29%, dan EXCL sebesar 15%.
“Jika seluruh SIM telah teregistrasi, akan memengaruhi dua hal. Pertama, dalam jangka pendek, buying habit pelanggan akan berubah. Kedua, operator akan tetap mempertahankan harga murah untuk mempertahankan basis pelanggan mereka dari data yang baru,” ujar Giovanni.
Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Harry Zen mengungkapkan di samping kompetisi antaroperator, patut diingat bahwa harga layanan data di Indonesia merupakan yang termurah kedua di dunia setelah India.
Meski berupaya terus meningkatkan pendapatan dari sisi layanan nonseluler, revenue emiten telekomunikasi pelat merah tersebut masih disumbang cukup besar oleh layanan seluler yaitu mencapai 70%.
“Di pasar seluler, boleh dikatakan yang kami tawaran adalah premium product. Perusahaan berusaha menyeimbangkan antara menjaga profitabilitas dan pentingnya menjaga market share. Basis pelanggan kami sudah sangat besar,” kata Harry pada Bisnis pekan lalu.
Dalam setahun terakhir TLKM harus menghadapi penurunan pendapatan dari layanan voice dan SMS dan menggenjot layanan data. Perseroan juga harus menangani basis pelanggan 2G yang masih sangat besar yaitu 90 juta orang atau nyaris setengah dari total pelanggan TLKM.
Sementara itu, analis NH Korindo Sekuritas Arnold Sampeliling menggarisbawahi keberhasilan EXCL yang mencattkan pertumbuhan revenue tertinggi dibandingkan dengan dua pesaingnya, pada periode Januari—September 2017.
“EXCL memiliki komitmen untuk meningkatkan pelayanannya di luar Pulau Jawa yang saat ini dikuasai oleh TLKM, dengan mengalokasikan 50% belanja modal untuk pengembangan bisnis luar Jawa. Di masa depan, EXCL akan dapat menikmati kenaikan revenue dari tren penggunaan ponsel pintar yang mengalami enaikan 36% per tahun,” kata Arnold.