Bisnis.com, JAKARTA – Harga Emas melaju mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir, pasca dolar AS tertekan akibat hawkishnya European Central Bank (ECB) dan melambatnya data ekonomi AS.
Pada perdagangan Jumat (12/1) pukul 11.12 WIB, harga emas Comex menguat 5,70 poin atau 0,43% menjadi US$1.328,20 per troy ounce. Adapun harga emas spot naik 5,21 poin atau 0,39% menuju US$1.327,65 per troy ounce.
Pada waktu yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia merosot 0,043 poin atau 0,05% menuju level 91.809, level terendah empat bulan.
Dilansir dari Reuters, penguatan harga emas terjadi lantaran Bank Sentral Eropa/ ECB menunjukkan nada yang lebih agresif. Sentimen ini mendorong penguatan euro terhadap dolar AS.
“Euro menguat terhadap dolar AS beberapa menit setelah ECB menunjukkan nada hawkish,” kata John Lawrence, seorang pedagang senior di Heraeus Precious Metals di New York.
Penguatan euro berpotensi meningkatkan permintaan emas lantaran membuat harga bullion dalam dolar AS lebih murah untuk investor Eropa.
Dolar AS juga melemah setelah data AS menunjukkan kenaikan pada klaim penganggguran dan penurunan indeks harga produsen.
Tercatat, klaim pengangguran mingguan AS bertambah 11.000 menjadi 261.000 jiwa. Sementara data producer price index (PPI) AS periode Desember juga tercatat melambat menjadi minus 0,1%, lebih rendah dari ekspektasi pasar dengan pertumbuhan 0,2%.
“Dolar AS yang lemah telah membantu reli emas lebih dari US$80 dari level terendah pada pertengahan Desember, namun akan terus berlanjut naik lebih jauh dalam jangka pendek,” kata analis Saxo Bank Ole Hansen.