Bisnis.com, JAKARTA - PT Kino Indonesia Tbk., telah merealisasikan penggunaan dana hasil penawaran umum saham perdana atau initial publif offering (IPO) yang dilakukan pada 3 Desember 2015 senilai Rp498,74 miliar hingga akhir tahun lalu.
Saat melakukan IPO emiten berkode KINO itu berhasil mendapatkan dana segar senilai Rp796,41 miliar. Dengan demikian, sisa dana dari hasil penawaran umum tersebut tercatat senilai Rp297,67 miliar.
Dalam keterbukaan informasi, Kamis (11/1/2018), Direktur dan Sekretaris Perusahaan Peter Chayson memaparkan bahwa perseroan telah melakukan pembelian/akuisisi merek dan/atau pembelian/akuisisi aset dan/atau pembelianm/akuisisi/penyertaan modal senilai Rp140,32 miliar.
Adapun untuk belanja modal, per 31 Desember 2017 perusahaan menggelontorkan dana senilai Rp175,23 miliar, dan untuk keperluan modal kerja senilai Rp183,17 miliar.
Kebutuhan untuk modal kerja itu meliputi biaya operasional PT Kino Indonesia TBK., senilai Rp72,85 miliar, penempatan pada anak perusahaan PT Duta Lestari Sentratama senilai Rp50 miliar, serta penempatan pada anak perusahaan Kino International Pte Ltd., yang senilai Rp60,32 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, hingga berakhirnya kuartal III/2017 pendapatan KINO tercatat mencapai Rp2,34 triliun. Angka tersebut turun sebesar 13,14% dibandingkan pendapatan yang diterima selama Januari-September 2016 yakni mencapai Rp2,7 triliun.
Sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak pendapatan, pada Oktober tahun lalu KINO membentuk perusahaan patungan di Indonesia dan Thailand bersama Malee Capital Company Limited untuk mendorong penjualan produk perawatan dan pemeliharaan tubuh serta produk minuman. Perusahaan itu adalah PT Kino Malee Indonesia dan Malee Kino (Thailand) Company Limited.