Bisnis.com, JAKARTA - Emas mengalami reli delapan sesi berturut-turut, memimpin penguatan terpanjang sejak pertengahan 2011.
Terpantau pada perdagangan Rabu (3/1/2018), pukul 09.00 WIB, harga emas Comex untuk kontrak pengiriman Februari 2018 menguat 3,2 poin atau 0,24% menjadi US$1.319,3 per troy ounce. Harga mengalami reli delapan sesi berturut-turut sejak 19 Desember 2017 di level US$1.264,2 per troy ounce.
Adapun harga emas spot naik 0,38 poin atau 0,03% menuju US$1.317,94 per troy ounce. Harga juga mengalami reli delapan sesi berturut-turut sejak 19 Desember 2017 di level US$1.261,7 per troy ounce.
Pada 2017, logam mulia ini tumbuh hingga lebih dari 13% secara year-to-date (ytd). Pertumbuhan itu merupakan kinerja terbaik dalam tujuh tahun terakhir.
Seperti dilaporkan Reuters, harga emas berpotensi melanjutkan kenaikan dalam jangka pendek lantaran adanya kekhawatiran pasar terkait kenaikan suku bunga AS yang berjalan lambat. "Karena kepuasan pasar global terhadap suku bunga menjadi sangat rendah, logam mulia pada umumnya harus terus menguntungkan," analis pasar senior di Oanda Corp. Jeffrey Halley.
Kendati demikian, ada juga peluang emas mengalami koreksi. Halley mengatakan Relative Strenght Index (RSI) emas 14 hari berada di level 73,4 atau naik dari 69,1 pada pekan lalu. Adapun angka di atas 70 dapat mengindikasikan bahwa komoditas itu mengalami overbought dan kemungkinan besar akan terjadi koreksi.
"RSI emas sekarang berada pada tingkat yang sangat overbought," ujarnya.