Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Belum Mampu Bertahan di Atas US$1.270 Pagi Ini

Emas mencapai level tertinggi dua minggu setelah data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal III/2017 tersaji di bawah ekspektasi pelaku pasar. Namun, logam mulia ini tidak bertahan di atas level US$1.270 per troy pagi ini (22/12/2017) di tengah pelaku pasar yang berhati-hati dalam mengambil posisi.
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emas mencapai level tertinggi dua minggu setelah data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal III/2017 tersaji di bawah ekspektasi pelaku pasar. Namun, logam mulia ini tidak bertahan di atas level US$1.270 per troy pagi ini (22/12/2017) di tengah pelaku pasar yang berhati-hati dalam mengambil posisi.

Pada perdagangan Jumat (22/12/2017) pukul 09.00 WIB, harga emas Comex untuk pengiriman Februari 2018 turun 1,60 poin atau 0,13% menjadi US$1.269,00 per troy ounce. Pada perdagangan sebelumnya, harga ditutup pada level US$1.270,60 per troy ounce, tertinggi sejak 6 Desember 2017 di US$1.268,26 per troy ounce.

Adapun harga emas spot melemah 0,28 poin atau 0,02% menuju US$1.266,32 per troy ounce. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, harga menguat di US$1.266,80 per troy ounce.

Berdasarkan data Departemen Perdagangan, produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh di angka 3,2% pada kuartal III/2017. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 3,3%.

Data PDB AS tersebut menunjukkan pandangan bahwa ekonomi AS yang stabil tidak berubah dan dolar AS akan bergerak secara lebih stabil. Dampak dolar AS yang tidak menguat berdampak positif bagi bullion.

Kendati mencapai level tertinggi dua pekan, Analis Mitsubishi Jonathan Butler mengatakan, emas gagal menembus level di atas US$1.270 per troy ounce lantaran pelaku pasar tengah berhati-hati dalam mengambil posisi.

“Kegagalan emas menembus US$1.270 menunjukkan pelaku pasar berhati-hati ambil posisi besar saat mendekati akhir tahun,” kata Butler, seperti dilansir Reuters, Jumat (22/12/2017).

Pelaku pasar tengah memperhatikan sentimen dari AS terkait keputusan The Federal Reserve untuk melanjutkan rencananya menaikkan tingkat suku bunga dan melakukan reformasi pajak AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper