Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara mampu melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Senin (4/12/2017), dengan kenaikan lebih dari satu persen.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 1,60% atau 1,45 poin di US$91,95/metrik ton.
Adapun pada sesi perdagangan sebelumnya, Jumat (1/12), harga batu bara kontrak Januari 2018 berakhir rebound 0,22% di posisi 90,50.
Dilansir Bloomberg, Badan Pertambangan Nasional Colombia melaporkan produksi batu bara negara tersebut turun 8% (y-o-y) menjadi 21,5 juta ton pada kuartal ketiga tahun ini dibandingkan dengan 23,4 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah merosot pada akhir perdagangan Senin di tengah kekhawatiran bahwa kesepakatan OPEC untuk memperpanjang pengurangan produksi dapat meningkatkan aktivitas pengeboran AS.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari 2018 ditutup melemah 1,5% atau 0,89 poin di level US$57,47 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun minyak Brent untuk kontrak Februari 2018 berakhir turun US$1,28 di level US$62,45 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, level terendah dalam dua pekan terakhir.
OPEC dan mitranya termasuk Rusia pekan lalu sepakat untuk terus membatasi output hingga akhir tahun depan. Pada saat yang sama, pengebor minyak shale AS diperkirakan akan meningkatkan anggaran pengeboran hingga 20% pada tahun 2018, menurut survei ISC Evercore tentang tren anggaran industri.
“Ini merupakan kenaikan yang mantap di sisi produksi di AS, yang terus menggerogoti harapan OPEC untuk menyeimbangkan pasar,” ungkap John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (5/12/2017).
Penurunan tersebut terjadi setelah minyak melonjak sekitar 20% dari posisi awal September karena investor bersiap untuk keputusan OPEC pekan lalu.
Negara-negara produsen akan mempertahankan pemangkasan produksi sampai permintaan berada pada level yang seimbang dengan pasokan, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan.
Output OPEC pada November turun ke level terendah dalam enam bulan terakhir, menurut survei Bloomberg News terhadap para analis, perusahaan minyak dan data pelacakan kapal.
Akan tetapi, aktivitas pengeboran minyak shale AS dapat melonjak, dan meruntuhkan kesepakatan OPEC. Jumlah rig minyak AS sudah berada pada level tertinggi sejak September pekan lalu, menurut data Baker Hughes yang dikeluarkan pada hari Jumat, dan output AS berada pada rekor tertinggi dalam statistik mingguan pemerintah.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
4 Desember | 91,95 (+1,60%) |
1 Desember | 90,50 (+0,22%) |
30 November | 90,30 (-0,39%) |
29 November | 90,65 (+0,95%) |
28 November | 89,80 (-0,11%) |
Sumber: Bloomberg