Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berada pada level tertingginya dalam dua tahun karena penurunan persediaan minyak mentah AS menambah optimisme pada reli yang didukung oleh harapan perpanjangan kesepakatan OPEC.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari melonjak 2,1% atau 1,19 poin ke level US$58,02 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi sejak 30 Juni 2015. Total volume yang diperdagangkan sekitar 52% di atas rata-rata 100 hari.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari naik 0,75 ke level US$63,32 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Berdasarkan data Energy Information Administration yang dirilis Rabu (22/11), persediaan minyak mentah AS turun 1,86 juta barel pekan lalu. Harga sempat turun tipis setelah laporan tersebut karena penurunan terjadi lebih kecil dari data American Petroleum Institute yang mencatat penurunan 6,36 juta barel.
"Ada kekurangan pasokan yang mendasar saat ini di pasar minyak global, yang menjadi sentimen bullish," ujar Pavel Molchanov, analis riset energi di Raymond James, seperti dikutip Bloomberg.
Ada pengakuan di pasar bahwa persediaan global turun dan dengan jumlah yang besar," lanjutnya
WTI telah melonjak lebih dari 6% bulan ini di tengah sinyal bahwa OPEC dan negara rekannya diperkirakan sepakat untuk memperpanjang kesepakatan pasokan melebihi Maret dalam KTT di Wina pekan depan.
OPEC akan memperpanjang kesepakatannya sampai akhir 2018 ketika kelompok tersebut bertemu pada 30 November, menurut survei Bloomberg terhadap para analis dan pedagang.