Bisnis.com, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan belanja modal untuk proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) masih dikaji dan akan segera diputuskan pada pekan ini atau akhir November 2017.
Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo mengatakan besaran belanja modal itu masih didiskusikan dan belum final.
“Kalau lebih besar (belanja modalnya) enggak. Kita lakukan beberapa efisiensi,” katanya ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (22/11).
Menurutnya, nilai investasi dari LRT Jabodebek itu akan ditentukan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada pekan ini. Didiek mengatakan 25% dari nilai proyek itu akan dipenuhi dari ekuitas sebesar Rp7,6 triliun dan 75% lainnya berasal dari pinjaman.
Didiek mengatakan penyelesaian kepastian pendanaan atau financial close diharapkan selesai pada pekan kedua atau ketiga Desember 2017. Menurutnya, sejumlah bank milik negara telah berkomitmen untuk memberikan pinjaman kepada proyek LRT.
Seperti diketahui, proyek LRT Jabodebek itu dikerjakan oleh kontraktor BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Sampai saat ini, menurut manajemen Adhi Karya, perkembangan pelaksanaan pembangunan prasarana LRT wilayah Jabodebek telah mencapai 23,4%.
Baca Juga
Adhi Karya menggarap proyek prasarana LRT berdasarkan Peraturan Presiden No.98/ 2015 beserta perubahannya sejak 2015 dengan nilai proyek sebesar Rp21,7 triliun (termasuk pajak).
LRT Jabodebek itu terdiri dari lintas pelayanan 1 dengan ruas Cawang-Cibubur, lintas pelayanan 2 dengan ruas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas dan lintas pelayanan 3 dengan ruas Cawang-Bekasi Timur.
Untuk perkembangan masing-masing lintas pelayanan yaitu Cawang-Cibubur sebesar 42,2%, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 9,6% dan Cawang-Bekasi Timur 24,6%. Pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek direncanakan selesai pada 2019.