Bisnis.com, JAKARTA---Korporasi beton PT Wijaya Karya Beton Tbk., merealisasikan anggaran belanja modal sekitar Rp500 miliar sampai Oktober 2017 atau sekitar 73% dari target Rp682 miliar sepanjang tahun.
Direktur Keuangan Wika Beton Muhammad Syafii mengatakan sebagian besar anggaran belanja modal pada 2017 sudah dibelanjakan oleh perusahaan. “Tapi kan ada yang belum selesai di Pabrik Lampung. Insya Allah di Desember diresmikan, itu (belanja modal) nanti tercatat semua,” katanya, pekan lalu.
Syafii mengatakan sebagian besar belanja modal itu digunakan oleh perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Salah satu usaha perseroan untuk meningkatkan aktivitas adalah melalui perluasan pabrik di Lampung Selatan.
Sebelum pengembangan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 145.000 ton per tahun untuk produk tiang silinder. Perluasan pabrik diperkirakan akan menambah kapasitas produksi sebesar 200.000 ton untuk produk tiang pancang (spun pile) yang sebelumnya tidak diproduksi di pabrik tersebut.
Selain perluasan pabrik di Lampung, emiten berkode saham WTON itu juga menambah lahan di Subang, Jawa Barat.
“Kemarin ada penambahan lahan di Subang. Walaupun sudah dirintis 2016 tapi baru dimaksimalkan 2017. Di Subang, kita bangun pabrik box girder. Luas lahan kita 50 hektar, terbesar dari lahan yang kita punya,” katanya.
Untuk rencana anggaran belanja modal pada 2018, Syafii mengatakan anggaran itu mungkin tidak sebesar pada 2017. Manajemen Wika Beton sedang menghitung anggaran tersebut pada saat ini.
“Kami mau mencoba memaksimalkan apa yang kemarin kami belanjakan. Yang kami belanjakan itu ada yang baru selesai September atau Desember untuk pabrik. Kalau orang investasi, ibaratnya, kita mau coba dulu, kapasitasnya maksimal atau tidak,” katanya.
Sebagai gambaran, anak usaha BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. tersebut mengincar pertumbuhan kinerja sekitar 20% pada 2018 dibandingkan dengan realisasi pada 2017.
Syafii mengatakan pihaknya masih menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada 2018. Syafii mengatakan pihaknya berharap kinerja tahun depan ditopang oleh proyek-proyek pembangkit listrik.
“Tahun depan kita sasarannya masih di infrastruktur. Tapi kami berharap porsi di energi, proyek-proyek power plant, kita berharap diusahakan bisa dominan. Kami berharap demikian. Pemerintah target di bidang energinya cukup besar tahun depan,” katanya.