Bisnis.com, JAKARTA – Proyek smelter grade alumina di Mempawah milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. ditargetkan beroperasi pada kuartal III/2019. Proyek itu diperkirakan akan menelan investasi sebesar US$1,5 miliar hingga US$1,8 miliar.
Hal tersebut terungkap dalam pagelaran Indonesia-China Energy Forum ke-5 yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (13/10/2017). Dalam pagelaran itu disebutkan sudah ada beberapa kerja sama yang dilakukan Indonesia dengan China.
Investasi di bidang hilir mineral dan batu bara misalnya disebutkan Alumunium Corporation of China Ltd. (Chinalco) bersama dengan PT Aneka Tambang Tbk. dan PT Inalum membangun smelter grade alumina di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat.
Smelter yang direncanakan memiliki kapasitas satu juta ton per tahun ini diperkirakan menelan investasi sebesar US$1,5 miliar hingga US$1,8 miliar. Antam dan Inalum akan membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) dengan Chinalco.
JV ini akan mengoperasikan smelter, dengan pihak Indonesia memegang saham mayoritas, minimal 51%. Antam memiliki cadangan terbukti bauksit (bahan baku alumunium) sebanyak 100 juta ton ditambah potensi yang ada di area konsensi sekitar 200 juta ton. Cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua terbesar.
Sementara itu, kapasitas produksi Inalum sebesar 260.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhan nasional mencapai 800.000 ton. Pertumbuhan konsumsi alumunium mencapai 8% per tahun. Proyek SGA Mempawah tersebut ditargetkan rampung pada kuartal III/2019.
Dikonfirmasi mengenai proyek tersebut, Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk. Aprilandi tak berkomentar banyak. “Izin cross cek internal kembali ya untuk update,” katanya dalam pesan singkat, Senin (13/11/2017).