Bisnis.com, MOJOKERTO - Emiten keramik, PT Arwana Citramulia Tbk., membidik laba bersih Rp150 miliar pada 2018 atau meningkat sekitar 25% dibandingkan dengan perkiraan Rp120 miliar pada 2017.
Chief Financial Officer Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengatakan perusahaan membidik pendapatan sekitar Rp1,85 triliun-Rp1,9 triliun pada 2018 atau meningkat dibandingkan dengan perkiraan Rp1,75 triliun pada akhir 2017. "Sampai akhir tahun ini, kalau melihat penjualan Agustus, September, Oktober, kami optimistis capai target," katanya ketika ditemui di kantornya di Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (13/11).
Pada saat ini, kapasitas produksi terpasang perusahaan mencapai 57,4 juta meter persegi per tahun yang berasal dari lima pabrik yang terletak di Serang (20 juta m2/tahun), Tangerang (3 juta m2/tahun), Gresik (20 juta m2/tahun), Ogan Ilir (8 juta m2/tahun) dan pabrik kelima atau pabrik terbaru perusahaan, Mojokerto (8 juta m2/tahun).
Pabrik di Mojokerto yang baru diresmikan pada 2017 itu memproduksi keramik yang akan dipasarkan di Jawa bagian Timur dan Indonesia bagian Timur. Utilisasi produksi pabrik itu disebut telah mencapai lebih dari 90%. Menurutnya, pabrik di Mojokerto dibangun seiring peningkatan permintaan di luar pulau Jawa.
Rudy mengatakan perusahaan berencana menambah kapasitas produksi di salah satu pabrik perusahaan yang terletak di Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Perusahaan akan menambah kapasitas terpasang hingga 7 juta m2/tahun di pabrik yang sudah beroperasi sekarang. Menurutnya, rencana itu membutuhkan dana sekitar Rp200 miliar untuk keperluan pembelian mesin.
Rudy mengatakan perseroan tidak perlu membeli lahan atau mendirikan gedung baru untuk keperluan ekspansi itu mengingat rencana perluasan kapasitas itu dilakukan di kawasan pabrik yang dimiliki perusahaan. Arwana Citramulia akan menggunakan dana internal untuk keperluan ekspansi itu dan belum berencana melakukan aksi korporasi tertentu untuk menggalang dana.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Operating Officer Arwana Citramulia Edy Suyanto mengatakan perusahaan berencana untuk menambah kapasitas produksi di Sumatera Selatan untuk melayani pasar di kawasan Sumatera, termasuk di bagian utara. Menurutnya, pembangunan infrastruktur berupa jalan tol Trans Sumatera itu akan berdampak terhadap biaya distribusi keramik di Sumatera.