Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Berburu Safe Haven, Harga Emas Bersinar

Harga emas naik pasca parlemen Catalonia menyatakan kemerdekaannya terhadap Pemerintah Spanyol pada Jumat (27/10/2017). Hal ini memicu investor untuk beralih pada aset aman (safe haven) terhadap pergolakan politik.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas naik pasca parlemen Catalonia menyatakan kemerdekaannya terhadap Pemerintah Spanyol pada Jumat (27/10/2017). Hal ini memicu investor untuk beralih pada aset aman (safe haven) terhadap pergolakan politik.

Pada perdagangan Senin (30/10) pukul 08.15 WIB, harga emas Comex naik 1,10 poin atau 0,09% menjadi US$1.272,90 per troy ounce. Sebelumnya, emas Comex ditutup menguat pada level US$1.271,80 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas Spot turun 2,04 poin atau 0,16% menuju US$1.271,31 per troy ounce. Sebelumnya, emas Spot ditutup menguat pada level US$1.273,35 per troy ounce.

Deklarasi kemerdekaan wilayah Catalonia telah bertentangan dengan pemerintah Madrid. Pasca menyatakan kemerdekaan, pemerintah pusat Spanyol pada Jumat pekan lalu memecat Presiden Catalonia Carles Puigdemont serta membekukan parlemen dan membubarkan pemerintahan.

Ahli Strategi pasar senior di RJO Futres di Chicago mengatakan, Catalonia adalah mikrokosmos kecil dari total situasi Eropa, tapi apa yang diwakilinya adalah idenya dari Uni Eropa yang tidak stabil.

“Hal ini (ketegangan politik Catalonia) menjadi alasan mengapa kita mencari tempat yang aman, seperti emas untuk reli,” katanya seperti dilansir Reuters, Senin (30/10).
Bullion sering digunakan sebagai safe haven pada masa geopolitik terjadi dan ketidakpastian ekonomi, sementara aset berisiko seperti ekuitas pada umumnya dijual.

Kendati demikian, analis Forex.com Fawad Razaqzada mengatakan bahwa harga emas tidak akan bertahan lama lantaran dolar AS masih diperdagangkan dalam level tinggi.

Tercatat pada perdagangan Senin (30/10) pukul 08.30 dolar AS melemah 0,072 poin atau 0,08% menjadi 94,844. Perlemahan ini terjadi karena laporan Bloomberg yang menyatakan bahwa Presiden AS Donald Trump melirik Gubernur The Fed Jerome Powell menjadi pilihannya untuk memimpin Bank Sentral AS.

Meskipun melemah pada saat ini, Fawwad berpendapat greenback masih diperdagangkan pada level tertinggi dalam tiga bulan, sehingga membuat harga komoditas mahal untuk investor non-AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper