Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak menguat karena data perdagangan China mendukung prospek permintaan yang tinggi di tengah pasar menantikan data jumlah rig AS pada malam ini (13/10/2017).
Pada perdagangan Jumat (13/10) pukul 09:40 WIB, harga minyak naik 0,26 poin atau 0,51% menuju level US$50,86 per barel. Sementara minyak Brent naik 0,25 poin atau 0,44% menuju level US$56,50 per barel.
China melaporkan bahwa impor minyak untuk Januari hingga September 2017 naik 12,2% menjadi 318 juta metrik ton.
Tim Monex Investindo Futures mengatakan, sebelumnya harga minyak berakhir lebih rendah karena pandangan bearish pada permintaan minyak global untuk 2018 diimbangi dengan data yang menunjukkan penurunan cadangan minyak mentah untuk pekan ketiga beruntun.
“Harga minyak turun untuk pertama kalinya dalam tiga hari di tengah investor mempertimbangkan laporan yang mixed dari Energy Information Administration (EIA),” kata tim Monex dalam publikasi risetnya, Jumat (13/10).
Tim monex menerangkan bahwa laporan mixed tersebut menunjukkan cadangan minyak mentah turun lebih besar dari perkiraan, sementara suplai bensin naik.
Cadangan minyak mentah AS pada pekan lalu turun sekitar 2,8 juta barel, level yang lebih tinggi dari ekspektasi untuk penurunan sebesar 2 juta barel. Sementara itu, cadangan bensin naik hampir 2,5 juta barel, level yang melampaui ekspektasi untuk penurunan 480.000 barel.
Adapun minyak suling turun sekitar 1,5 juta barel, level yang tidak mencapai ekspektasi untuk penurunan 2,2 juta barel.