Sebelumnya, IPO Adhi Persada Gedung sempat dijadwalkan pada 2017. Direktur Keuangan Adhi Karya Harris Gunawan mengatakan rencana IPO itu ditunda pada kuartal II/2018 karena aksi korporasi itu akan menggunakan buku Desember 2017.
“[Dana dari IPO] pastinya untuk modal kerja terutama membangun stasiun-stasiun LRT (kereta ringan), pembangunan proyek-proyek TOD (transit oriented development) dan proyek lainnya,” katanya ketika dihubungi, akhir pekan lalu.
Dari aksi korporasi dengan melepas sekitar 30% saham ke publik itu, Adhi Persada Gedung mengincar dana sekitar Rp1,5 triliun-Rp2 triliun. Pada saat ini, 99% saham Adhi Persada Gedung dimiliki oleh Adhi Karya.
Sebagai gambaran, Adhi Persada Gedung merupakan anak usaha Adhi Karya yang bergerak di bidang usaha konstruksi bangunan gedung dan gedung tinggi.
Seperti diketahui, Adhi Karya sedang mengerjakan pekerjaan konstruksi proyek LRT Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi). Proyek LRT itu memiliki TOD atau kawasan sekitar stasiun yang dimanfaatkan untuk proyek properti.
Proyek LRT itu terdiri dari jalur pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Kuningan--Dukuh Atas, Cawang – Bekasi Timur, Dukuh Atas –Palmerah – Senayan, Cibubur – Bogor dan Palmerah –Grogol. Adhi Karya akan membangun stasiun di jalur tersebut.
Dalam proyek LRT itu, Adhi Karya menjadi kontraktor berdasarkan penugasan pemerintah. Nilai kontrak yang dibukukan oleh Adhi Karya dari proyek itu senilai Rp19,7 triliun atau salah satu kontrak terbesar yang dikantongi perseroan pada 2017.