Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Adib Hidayat mengatakan investasi itu dilakukan untuk sejumlah keperluan. “Sebagian besar untuk elektrifikasi dan infrastruktur coal handling facilities (fasilitas penanganan batubara),” katanya ketika dihubungi, Kamis (28/9).
Berdasarkan Info Memo yang dirilis perseroan per 30 Juni 2017, emiten berkode saham PTBA itu menyatakan investasi perseroan sebesar Rp2,02 triliun pada 2017. Investasi itu terdiri dari investasi Rp1,48 triliun untuk investasi rutin dan nonrutin, sisanya Rp520 miliar untuk investasi pengembangan.
Target investasi itu sendiri telah direvisi. Sebagai perbandingan, dalam Info Memo kuartal I/2017, Bukit Asam menyatakan rencana investasi Rp4,45 triliun yang terdiri dari Rp2,05 triliun untuk investasi rutin dan sisanya Rp2,4 triliun untuk investasi pengembangan.
Berdasarkan laporan tahunan 2016, Bukit Asam menyatakan perusahaan telah menetapkan beberapa langkah strategis untuk mendorong kinerja segmen investasi pada 2017.
Langkah strategis itu antara lain pengembangan organik yang meliputi bisnis tambang, pembangkit, serta bisnis benefisiasi dan pendukung. Selain itu, pengembangan non-organik melalui akuisisi tambang, pembangkit dan bisnis lainnya serta efisiensi melalui sumbangan laba dari perusahaan afiliasi dan lebih selektif dalam penelitian dan pengembangan.
Menurut laporan tahunan 2016, realisasi investasi sampai Desember 2016 sebesar Rp1,39 triliun atau 43% dari target anggaran Rp3,02 triliun. Realisasi itu sendiri meningkat 43% dibandingkan dengan realisasi Rp915,2 miliar pada Desember 2015.