Bisnis.com, JAKARTA - Setelah menunda penerbitan laporan keuangan per 30 Juni 2017, korporasi konstruksi dan investasi milik negara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., mengumumkan pencapaian laba sebesar Rp435,92 miliar pada semester I/2017 atau tumbuh 70% dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu.
Perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh penjualan Wijaya Karya di semester I/2017 yang mencapai Rp9,48 triliun atau naik 57,19% dibandingkan dengan Rp6,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Manajemen perusahaan menjelaskan posisi kas dan setara kas yang dimiliki perseroan sebesar Rp7,82 triliun dengan total utang berbunga (interest bearing debt) sebesar Rp6,75 triliun dan modal sebesar Rp12,85 triliun.
Hal tersebut, menurut manajemen Wijaya Karya, menunjukan rasio utang berbunga dan net gearing ratio masing-masing sebesar 0,53 kali dan -0,08 kali, yang menunjukan kas dan setara kas perseroan lebih tinggi, dibandingkan total utang berbunga perseroan. Dengan demikian, menurut manajemen, Wijaya Karya masih memiliki kemampuan berutang sebesar Rp25,38 triliun untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo menjelaskan pencapaian tersebut didasari oleh komitmen seluruh jajaran manajemen untuk mengembangkan riset demi mendongkrak inovasi dan menumbuhkan kemampuan human capital perseroan.
“Wika berkomitmen untuk mengembangkan sektor research and development melalui Wika Engineering Research Institute yang bekerjasama dengan perusahaan konstruksi handal dari Jepang, Kajima Corporation. Hasil riset dari institusi tersebut akan membantu WIKA untuk meningkatkan kualitas pekerjaan dan lebih efisien,” kata Bintang dalam keterangan tertulis, Rabu (20/9).