Bisnis.com, JAKARTA--PT Tower Bersama Infrastucture Tbk. akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap III 2017 senilai Rp500 miliar.
Obligasi ini akan diterbitkan dengan jangka waktu tiga tahun dan indikasi tingkat bunga sekitar 8%-8,5%.
Rayendra L Tobing, Head of Investment Banking PT Indo Premier Securities mengungkapkan hingga saat ini minat investor cukup positif di masa penawaran awal obligasi.
"Minat investor cukup bagus. Seperti biasa, kalau obligasi, investor lokal menjadi mayoritas," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (22/8).
Secara historis, emiten berkode saham TBIG baru menerbitkan obligasi rupiah sebesar Rp700 miliar pada akhir April 2017. Sebelumnya, TBIG juga menambah fasilitas pinjaman revolving dari US$300 juta menjadi US$500 juta pada 31 Maret 2017. Hingga akhir 2016, perseroan baru menarik US$80 juta dari fasilitas pinjaman revolving sindikasi bank tersebut.
TBIG pun tercatat pada Mei lalu berencana menerbitkan global bond senilai US$500 juta atau setara dengan Rp6,66 triliun. Global bond tersebut diterbitkan oleh anak usaha milik TBIG yang berbasis di Singapura, TBG Global Pte. Ltd.
Sebelumnya pun perseroan telah dua kali menerbitkan global bond. Pertama, emisi global bond senilai US$300 juta dengan tingkat kupon 4,625% pada 2013. Kedua, emisi global bond senilai US$350 juta tenor tujuh tahun dengan tingkat kupon 5,25%. Tingkat kupon global bond itu diklaim sebagai kupon terendah yang diperoleh perusahaan swasta asal Indonesia.
Dari sisi kinerja, berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Rabu (23/8), perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp509,11 miliar sepanjang semester I/2017.
Laba bersih tersebut turun 39,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp841,99 miliar. Sementara itu, perseroan membukukan pendapatan Rp1,94 triliun, naik 6,7% dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp1,81 triliun.
Pendapatan yang tercatat perseroan berasal dari penyewaan menara telekomunikasi kepada pihak ketiga yakni operator telekomunikasi. PT Telekomunikasi Selular tercatat sebagai kontributor mayoritas pendapatan TBIG yakni sebesar Rp847,01 miliar atau setara 45,03% dari pendapatan.
Disusul oleh PT Indosat Tbk. sebesar Rp450,05 miliar atau setara 23,19% dari keseluruhan pendapatan.
PT XL Axiata menyumbang Rp265,71 miliar atau setara dengan 13,69%. Selain ketiga besar operator selular tersebut, operator lain menyumbang pendapatan di bawah 10% seperti PT Hutchison 3 Indonesia sebesar Rp188,18 miliar atau setara 9,7%, PT Smartfren Telecom Tbk sebesar Rp95,83 miliar atau setara 4,94% dan PT Internux sebesar Rp50,14 miliar atau setara 2,58% dari total pendapatan.
Per 30 Juni 2017, Tower Bersama Infrastructure tercatat memiliki 22.175 penyewaan dan 13.210 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 13.158 menara telekomunikasi dan 52 jaringan DAS.