Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Asia naik mengekor penguatan pada bursa saham Amerika Serikat (AS), di saat para investor menantikan data yang dapat menunjukkan stabilnya pertumbuhan ekonomi China.
Indeks MSCI Asia Pacific Index naik 0,1% pagi ini, memperpanjang penguatan yang dibukukannya pekan lalu sebesar 3,1%.
Indeks S&P 500 naik 0,1%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5% dan indeks S&P/ASX 200 Australia bergerak flat. Perdagangan di Jepang ditiadakan hari ini karena libur nasional.
Indeks MSCI Asia Pacific naik untuk hari keenam setelah data harga konsumen AS untuk Juni yang lebih lesu menarik imbal hasil obligasi lebih rendah serta mendorong indeks S&P 500 ke rekornya. Hal ini menyoroti kekhawatiran Federal Reserve bahwa inflasi melemah di bawah target 2%.
Sementara itu, Bloomberg Dollar Spot Index bergerak flat setelah melemah 1,3% pekan lalu. Dolar tetap di level terendah sejak September di saat para spekulan bertahan ke posisi paling bearish sejak 2013.
Seperti dilansir Bloomberg (Senin, 17/7/2017), data China akan memberikan petunjuk terbaru mengenai ekspansi pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, yang muncul di tengah data penjualan dan inflasi AS yang lemah.
Produk domestik bruto (PDB) China diperkirakan tumbuh 6,8% pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya, didukung oleh permintaan luar negeri dan domestik yang solid. Hal ini memberi pemerintah beberapa ruang ekstra untuk mengejar program deleveraging-nya.
Di sisi lain, produksi industri diproyeksikan akan meningkat 6,7% tahun ini, dengan penjualan ritel naik 10,3% dalam enam bulan pertama.
Investor pun menantikan rilis laporan keuangan sejumlah perusahaan pekan ini, di antaranya Microsoft Corp dan Unilever.