Bisnis.com, JAKARTA-- Kalangan investor memilih mundur dan membatalkan pengambilalihan bisnis waralaba 7-Eleven di Indonesia.
Beratnya persyaratan yang diajukan oleh 7-Eleven Inc. disebut sebagai penyebab gagalnya rencana pengambilalihan bisnis waralaba tersebut dari PT Modern Internasional Tbk. kepada investor strategis.
Donny Susanto, Komisaris Modern Internasional, mengatakan perseroan melakukan proses restrukturisasi 7-Eleven Indonesia sejak 2015. Tujuannnya, untuk menyelamatkan perseroan dan seluruh karyawan.
Dalam proses tersebut, emiten berkode saham MDRN ini sempat mendapat beberapa investor strategis yang berminat membalikkan keadaan bisnis ke arah yang lebih baik. Yang terakhir, pengelola 7-Eleven Indonesia PT Modern Sevel Indonesia meneken perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales purchase agreement) dengan PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. Namun, perjanjian itu pun dibatalkan.
"CSPA dibatalkan karena tidak ada kesepakatan dari perundingan CPRI dengan 7-Eleven Inc. yang berbasis di Dallas, Amerika Serikat. Kami tidak ikut perundingan itu dan tidak tahu apa kendalanya sampai tidak tercapai kesepakatan," ujar Donny dalam paparan publik, Jumat (14/7).
Menurutnya, lebih tepat apabila pihak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. atau 7-Eleven Inc. yang menjelaskan alasan pembatalan rencana transaksi yang nilainya disepakati sebesar Rp1 triliun itu.
Baca Juga
Mundurnya investor strategis yang dijajaki oleh MDRN, lanjutnya, tidak terlepas dari kurangnya dukungan dan kerjasama dari Master Franchisor Seven Eleven Inc.
Pasalnya, perusahaan tersebut menerapkan persyaratan yang sangat memberatkan, salah satunya hanya memberikan waktu masa berlaku franchise selama satu tahun bagi investor untuk menyelesaikan segala masalah yang ada.
"7-Eleven Inc. memberikan advise agar kami mencari mitra investor. Tetapi syarat dari mereka banyak yang memberatkan investor," pungkas Donny.
Akibat gagal menggandeng investor strategis di tengah beban usaha dan kerugian yang terus menerus, MDRN resmi menutup seluruh gerai waralaba dan restoran 7-Eleven di sekitar Jakarta sejak 30 Juni 2017.