Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persediaan Minyak Sawit Malaysia Diprediksi Naik 1,9% Pada Juni

Menurut prediksi rata-rata dalam survey Bloomberg terhadap sejumlah pengusaha perkebunan, pedagang, dan analis, jumlah persediaan naik 1,9% menjadi 1,59 juta metrik ton pada Juni 2017 dibandingkan dengan sebulan sebelumnya.
Pabrik CPO/Antara
Pabrik CPO/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Persediaan minyak sawit di Malaysia diperkirakan meningkat bulan lalu, di saat produksi di negara tersebut melampaui lesunya ekspor.

Menurut prediksi rata-rata dalam survey Bloomberg terhadap sejumlah pengusaha perkebunan, pedagang, dan analis, jumlah persediaan naik 1,9% menjadi 1,59 juta metrik ton pada Juni 2017 dibandingkan dengan sebulan sebelumnya.

Di sisi lain, produksi minyak sawit mentah sedikit turun 0,6% menjadi 1,64 juta ton, penurunan bulanan pertama sejak Februari. Survey yang sama juga memperkirakan penurunan ekspor sebesar 8,6% menjadi 1,38 juta ton, penurunan pertama dalam empat bulan.

Malaysian Palm Oil Board dijadwalkan akan merilis data resminya pada 10 Juli mendatang.

Para pelaku pasar memprediksi produksi di Indonesia dan Malaysia, dua negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, akan naik selama siklus produksi musiman yang biasanya memuncak sekitar bulan September dan Oktober.

Pada Selasa (4/7), Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia, Mah Siew Keong, mengatakan produksi sawit Malaysia diproyeksikan akan naik 13% menjadi 19,5 juta ton tahun ini.

“Harga dapat turun lebih jauh pada paruh kedua tahun ini, seiring berakselerasinya pertumbuhan pasokan serta berkurangnya permintaan pasca hari raya,” papar analis OCBC Bank, Barnabas Gain, dalam riset tanggl 29 Juni, seperti dikutip dari Bloomberg (Rabu, 5/7/2017).

Surveyor kargo Societe Generale de Surveillance melaporkan ekspor mengalami penurunan sebesar 7,6% menjadi 1,21 juta ton pada Juni dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Di India, penerapan aturan pajak barang dan jasa yang baru mungkin bisa menyebabkan importir yang menahan diri dalam beberapa bulan terakhir kembali masuk saat harga turun,” ujar  Gnanasekar Thiagarajan, head of trading and hedging strategies at Kaleesuwari Intercontinental.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper