Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pengembang kawasan industri PT Puradelta Lestari Tbk. mulai mencatatkan pendapatan dari segmen komersial. Hal ini mampu mendongkrak margin perseroan.
Tondy Suwanto, Direktur Independen Puradelta Lestari, mengatakan hal ini sejalan dengan upaya emiten berkode saham DMAS ini untuk mendiversifikasi pendapatan dengan pengembangan sarana pendukung di lahan industri milik perseroan.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, kontribusi segmen industri mencapai 80,5% dari total pendapatan, sedangkan kontribusi segmen hunian dan komersial masing-masing adalah 3,8% dan 12,1%.
Selain itu, segmen rental dan segmen hotel secara keseluruhan juga mulai menunjukkan kontribusi yang signifikan sebesar 3,6%.
Hal ini berbeda dibandingkan periode yang sama tahun lalu di mana kontribusi segmen industri mencapai 98,7% dari total pendapatan, sedangkan sisanya disumbangkan segmen hunian sebesar 1,3%. Pada kuartal I/2016, segmen komersial belum memberikan kontribusi terhadap pendapatan perseroan.
“Perubahan kontribusi ini sejalan dengan strategi perseroan untuk mewujudkan kawasan terpadu Kota Deltamas dan meningkatkan pendapatan berulang,” papar Tondy melalui keterangan resmi yang dirilis Kamis (27/4/2017).
Baca Juga
Dengan pencatatan kontribusi segmen komersial, margin laba kotor emiten berkode saham DMAS ini meningkat dari 57,4% pada kuartal pertama 2016 menjadi 68,5% padai kuartal pertama tahun ini. Adapun, laba kotor tercatat Rp152 miliar.
Selain margin laba kotor, margin laba bersih DMAS naik dari 46,1% menjadi 55,4% karena meningkatnya marjin laba kotor dan margin laba usaha, serta lebih rendahnya kerugian selisih kurs mata uang – bersih. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp123 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Dari sisi fundamental, aset perseroan per 31 Maret 2017 tercatat Rp7,9 triliun dengan kas dan setara kas mencapai Rp1,26 triliun, lebih tinggi dibandingkan posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp7,8 triliun dengan kas dan setara kas mencapai Rp1,22 triliun. Adapun, ekuitas perseroan per 31 Maret 2017 tercatat Rp7,51 triliun.
Saat ini, perseroan juga tidak memiliki utang sehingga memiliki ruang yang lebih leluasa untuk mencari pendanaan dalam rangka pengembangan infrastruktur pendukung di kawasan Kota Deltamas.
“Dengan posisi kas bersih yang sangat sehat, perseroan terus berupaya untuk melakukan ekspansi dan pengembangan Kota Deltamas sebagai kawasan terintegrasi di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, hunian, dan komersial,” pungkas Tondy.