Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara kembali berakhir menguat pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Kamis (13/4/2017).
Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk Januari 2018, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup dengan penguatan 0,96% atau 0,65 poin ke US$68,65/metrik ton.
Harga batu bara kontrak Januari kembali berakhir menguat setelah ditutup melemah 0,22% atau 0,15 poin ke level US$68/metrik ton pada sesi perdagangan sebelumnya.
Seperti dilansir Bisnis.com (14/4), pembangkit Listrik Tenaga Uap Manjung, Perak, Malaysia mengimpor batu bara 10 juta ton per tahun dari Indonesia.
CEO Integra Berhad Mohammad Zahir mengatakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang memiliki kapasitas terpasang 3.100 mega watt (MW) itu membutuhkan pasokan batu bara 10 juta ton per tahun. Adapun, seluruhnya dipasok dari Indonesia.
Kapasitas total 3.100 MW itu berasal dari empat unit mesin pembangkit yakni 3x700 MW dan 1x1.000 MW. "Kami impor sekitar 10 juta ton per tahun batu bara dari Indonesia," ujarnya saat kunjungan ke PLTU Manjung, Perak, Malaysia .
Sejalan dengan penguatan batu bara, harga minyak dunia berakhir menguat pada perdagangan Kamis, ditopang oleh pelemahan greenback yang mendorong sentimen pasar untuk komoditas-komoditas yang dihargakan dalam dolar AS.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei 2017 menguat 0,07 poin atau 0,13% ke US$53,18 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, Brent untuk pengiriman Juni naik tipis 0,03 poin atau 0,5% ke US$55,89 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
13 April | 68,65 (+0,96%) |
12 April | 68,00 (-0,22%) |
11 April | 68,15 (+0,22%) |
10 April | 68,00 (-2,09%) |
7 April | 69,45 (-1,42%) |
Sumber: Bloomberg