Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pengembang kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. berencana melakukan pembelian kembali atau buy back 10% dari saham beredar perseroan.
Permintaan izin aksi korporasi emitern berkode SSIA tersebut kepada pemegang saham akan dilakukan awal Mei 2017.
Johannes Suriadjaja, Presiden Direktur Surya Semesta mengatakan, buy back akan menggunakan dana hasil divestasi tol Cikopo — Palimanan.
Perseroan sudah mengantongi persetujuan pemegang saham atas rencana divestasi tersebut. Izin diberikan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa kedua (RUPSLB 2), Rabu (5/4/2017) di Jakarta.
Perseroan berencana melepas 60% saham perseroan pada PT Baskhara Utama Sedaya (BUS). Anak usaha ini merupakan pemegang 45% saham PT Lintas Marga Sedaya, operator tol Cikopo-Palimanan.
Saham tersebut akan dijual pada PT Astratel Nusantara, anak usaha dari PT Astra International Tbk. dengan nilai Rp2,56 triliun.
Baca Juga
Dari transaksi itu, sekitar 15% atau Rp384 miliar akan dibayarkan segera setelah akta jual beli ditandatangani, yang diharapkan berlangsung akhir bulan ini. Sisanya dilunasi pada 15 Januari 2018.
“Penggunaan dana ini masih kita godok, tetapi yang jelas salah satu tujuannya adalah untuk buy back saham SSIA. Kita agendakan RUPSLB lagi pada 5 Mei [2017] nanti untuk minta persetujuan rencana ini,” kata Johannes.
Johannes mengatakan, keputusan ini diambil lantaran harga saham SSIA saat ini diperdagangkan pada nilai relatif murah. Apalagi, setelah divestasi nanti, nilai ekuitas SSIA akan mendekati Rp4,7 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan akhir tahun 2016, ekuitas tercatat sebesar Rp3,35 triliun.
“Ini akan jadi saham treasury, kami akan buy back sampai 10% dari total saham dengan nilai maksimal Rp1.000 per lembar,” katanya.
Saat ini, saham beredar perseroan mencapai 4,7 miliar lembar. Artinya, perseroan akan menganggarkan dana sekitar Rp470 miliar untuk aksi korporasi tersebut.