Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan pergerakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat dipengaruhi sejumlah sentimen, termasuk dari dalam negeri.
“Sembari menunggu inflasi Maret 2017 yang dijadwalkan rilis Senin mendatang, fokus akan teralihkan oleh rencana aksi demonstrasi ormas Islam yang dijadwalkan Jumat besok,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (30/3/2017).
Dikemukakan rupiah yang sempat melemah di pembukaan, akhirnya berhasil menguat diperdagangan Rabu. Permintaan tinggi SUN yang dibarengi oleh pemulihan IHSG, berhasil mengurangi dampak negatif kembalinya penguatan indeks dolar terhadap rupiah.
Walaupun menguat, ujarnya, rupiah masih menjadi salah satu kurs yang penguatannya paling sedikit di Asia semenjak awal tahun.
Sementara itu, tambahnya, indeks dolar AS kembali menguat.
“Tetapi kali ini lebih akibat pelemahan pound sterling dan euro, seiring dengan dimulainya proses Brexit secara resmi hingga 2 tahun mendatang,” kata Rangga.
Di sisi lain, harga minyak mentah mulai bangkit dengan ekspektasi data produksi OPEC Maret 2017 yang turun drastis.
Obligasi masih terus diminati di pasar global walaupun pelemahan indeks saham, mulai tertahan.
“Fokus tertuju pada revisi pertumbuhan PDB AS kuartal IV/2016 yang diperkirakan naik tipis,” kata Rangga.
