Bisnis.com, JAKARTA— Sepanjang 2016, PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk. (TLKM) tercatat menghabiskan belanja modal sebesar Rp29,1 triliun untuk membangun infrastruktur yang menunjang bisnis seluler, broadband dan infrastruktur lainnya.
Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga mengatakan perseroan telah melakukan pembangunan jaringan backbone serat optik, baik terestrial maupun kabel laut sepanjang 24.700 kilometer pada 2016, sehingga total jaringan backbone serat optik yang dimiliki Telkom hingga akhir 2016 menjadi 106.600 kilometer. Itu termasuk jaringan kabel laut SEA-ME-WE-5 yang menghubungkan Indonesia dengan Eropa.
Selain membangun jaringan backbone serat optik, Telkom telah menyelesaikan pembangunan data center dengan total 95.000 m2 hingga akhir 2016, termasuk data center Telin-3 berkapasitas 20.000 m2 yang dibangun di Singapura.
Selain itu, lanjutnya, Telkom mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam menyediakan sistem smart city melalui penyediaan infrastruktur broadband dan solusi berbasis cloud di 219 kota. Hal itu dilakukan sebagai komitmen untuk membangun masyarakat digital Indonesia dan mendukung upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Telkom juga turut serta mendukung perekonomian industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menyediakan platform digital melalui e-commerceblanja.com,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (6/3/2017).
Digitalisasi industri UMKM melalui platform blanja.com menjadikan sebuah peluang bagi para pelaku usaha di seluruh wilayah Indonesia untuk dapat bersaing di tingkat global.
Agar dapat memanfaatkan peluang tersebut, Telkom bersinergi dengan seluruh BUMN membentuk inkubasi bisnis UMKM melalui Rumah Kreatif BUMN (RKB). Disini, para pelaku UMKM binaan BUMN-BUMN diberikan pelatihan mengenai peningkatan kualitas produk sesuai standar global, pemasaran melalui platform online dan pelatihan-pelatihan lainnya.
Sementara itu, pada 2016, Telkom berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp116,33 triliun atau tumbuh 13,5%, EBITDA sebesar Rp 59,50 triliun atau tumbuh 15,7% dan laba bersih sebesar 19,35 triliun atau tumbuh sebesar 24,9% dibandingkan tahun 2015.
Menurut Alex, kinerja keuangan tersebut didukung oleh bisnis data, internet & IT yang meningkat pesat sebesar 28,2% dibandingkan 2015 dan memberikan kontribusi sebesar 37,2% dari total pendapatan 2016. Adapun, kontribusi pendapatan Telkom sepanjang 2016 didukung bisnis voice dan SMS seluler sebesar Rp 54,45 triliun, lalu diikuti bisnis data, internet & IT service sebesar Rp 43,26 triliun, fixed line Rp 7,54 triliun, interkoneksi Rp 4,15 triliun serta network and other telco services sebesar Rp 6,93 triliun.
Upaya transformasi yang dilakukan perusahaan untuk menjadi digital telco company terlihat dari pertumbuhan pengguna layanan broadband baik fixed maupun mobile. Jumlah pengguna fixed broadband meningkat 8,8% dari 4,0 juta pelanggan pada 2015 menjadi 4,3 juta pelanggan pada 2016, termasuk 1,6 juta pelanggan IndiHome.
Sebagai produk flagship bisnis fixed-line TelkomGroup, IndiHome memberikan kontribusi yang signifikan sejak diluncurkan pada dua tahun lalu. Jumlah pelanggan yang mencapai angka 1,6 juta merupakan hasil yang memuaskan, bahkan untuk standar global.
Telkom pun telah berupaya memperkaya kualitas IndiHome dengan lebih banyak konten, termasuk platform video streaming dan banyak fitur atraktif seperti aplikasi Movin’ dimana para pengguna kini dimanjakan kemudahan dalam mengakses IndiHome melalui smartphone yang mereka miliki. Selain itu, Telkom juga meluncurkan IndiHome Netizen, yaitu produk Two Play (2P) untuk mengincar sekitar 1,5 juta pengguna baru dari lebih dari 16 juta home passed di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara itu untuk bisnis mobile, pelanggan seluler Telkomsel tercatat hingga akhir 2016 mencapai 173,92 juta pelanggan dengan pertumbuhan 13,9% dibanding jumlah pelanggan tahun 2015. Sedangkan untuk mobile broadband, pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 37,1% dari 43,8 juta pelanggan pada 2015 menjadi 60,0 juta pelanggan pada 2016.