Bisnis.com, JAKARTA— Analis Mandiri Sekuritas menilai target marketing sales yang ditetapkan emiten pengembangan kawasan industri PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) senilai Rp1,5 triliun tahun tergolong ambisius dan berpotensi tidak tercapai.
Dalam keterbukaan informasi di bursa, DMAS menyampaikan target marketing sales tahun ini senilai Rp1,5 triliun, naik lebih dari 40% terhadap pencapaian tahun lalu. Kenaikan tajam (spike) target diincar dari penjualan lahan perumahan dan komersial, sekitar 146% YoY menjadi Rp426 miliar.
Meski begitu, target penjualan lahan industri ditetapkan lebih moderat sebesar 60 hektar, naik 13,5% dari pencapaian sepanjang tahun 2016 sebesar 52,9ha. Rerata harga jual (ASP) sepanjang tahun 2017 untuk lahan industri DMAS adalah Rp1,8 juta/meter persegi, naik 6% YoY.
Analis Mandiri Sekuritas Ferdy Wan mengatakan, Mandiri Sekuritas menilai target penjualan lahan perumahan dan komersial terlalu agresif.
“Meskipun demikian, kami cukup yakin pada penjualan lahan industri karena ada beberapa yang sedang dalam proses atau berada di pipeline. Kami memprediksi DMAS berpotensi membukkan penjualan lahan sekitar 25-30ha pada kuartal I/2017 (1Q17). Permintaan minat (inquiries) masih tetap banyak yaitu sekitar 100ha,” katanya dalam riset Mandiri Sekuritas, Rabu (8/2/2017).
Ferdy mengatakan, Mandiri Sekuritas masih tetap merekomenjadi buy untuk DMAS dengan TP Rp350. Mandiri Sekuritas menilai ada sentimen poisitif dari dividen spesial tahun ini karena adanya kas yang diterima dari penjualan grosir atau bulk sales PT Astra Honda Motor (AHM) di 2016 dan pelayanan healthcare (potensi pada 1Q17).
Nilai total transaksi dari transaksi tersebut diprediksi mencapai Rp1,1 triliun. Saat ini perusahaan berada pada posisi kas bersih (net cash) Rp675 miliar per September 2016. Katalis untuk saham tersebut adalah marketing sales yang kuat dan potensi dividen spesial.
Saat ini saham emiten ditransaksikan pada valuasi diskon 68% terhadap nilai aset bersih (NAV) dan valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) FY17F sebesar 11,1x. Risiko ada pada berbaliknya investor yang menghindari risiko di tengah ketidakpastian global.