Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Sektor Finansial Merosot, Wall Street Ditutup Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 76,42 poin atau 0,38% ke 19.887,38, sedangkan indeks Standard & Poors 500 melemah 8,08%, atau 0,35% ke level 2.268,9.
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada Senin (9/1/2017), didorong oleh sektor energi dan finansial menjelang musim laporan kinerja emiten dan perubahan kebijakan AS di bawah presiden Donald Trump.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 76,42 poin atau 0,38% ke 19.887,38, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 8,08%, atau 0,35% ke level 2.268,9.

Delapan dari 11 sektor indeks S&P 500 melemah, dengan sektor energi yang turun 1,5 persen karena harga minyak merosot di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya ekspor Irak dan produksi AS bisa meredam dampak dari kesepakatan untuk membatasi produksi.

Di sisi lain, investor saat ini menunggu serangkaian laporan kinerja emiten pada kuartal keempat dan pelantikan presiden AS 20 Januari mendatang.

Indeks S&P 500 telah meningkat lebih dari 6% pemilihan presiden AS. Presiden terpilih Donald Trump berjanji akan memotong pajak, melakukan deregulasi, serta meningkatkan stimulus fiskal, Namun, investor masih menunggu apakah Ia dapat merealisasikan janji-janjinya.

"Pelaku pasar menunggu untuk informasi lebih lanjut. Menunggu berita politik dan laporan kinerja emiten. Ada banyak ketidakpastian di luar sana. Saya berharap kita akan melihat beberapa gerakan nantinya," kata Peter Jankovskis, wakil kepala investasi Oakbrook Investments LLC, seperti dikutip Reuters.

Sektor finansial turun 0,8% pada hari Senin. Sektor ini menguat hampir 18% sejak pilpres 8 November lalu, dipimpin oleh saham perbankan.

Bank-bank besar akan memberikan prediksi awal bagaimana kinerja perusahaan AS pada kuartal keempat 2016 di akhir pekan ini. Emiten pada indeks S&P 500 secara keseluruhan diharapkan untuk membukukan penguatan laba 5,8% pada kuartal tersebut, menurut Thomson Reuters I/B/E/S.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper