Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perkebunan kelapa sawit PT Golden Plantation Tbk. berencana menambah pabrik baru pada 2018 dengan kapasitas produksi hingga 30 ton per jam yang diperkirakan menelan investasi Rp100 miliar.
Budhi Istanto, Direktur Utama Golden Plantation, mengatakan saat ini pihaknya baru memiliki satu pabrik pengolahan di Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut pun memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam, yang mengolah hasil panen dari kebun perseroan yang dikelola anak perusahaan, PT Bumiraya Investindo (BRI).
Sebagai gambaran, saat ini perseroan bersandi GOLL tersebut memiliki sembilan anak perusahaan dengan luas area tertanam mencapai 63.441 hektar serta kepemilikan land bank hingga 24.682 hektar. Lima anak usaha beroperasi di Sumatra dan sisanya di Kalimantan.
Dari kesembilan anak usaha tersebut, hanya PT BRI yang memiliki area tertanam lebih dari 6.000 hektar. Delapan anak perusahaan lainnya memiliki area tertanam di bawah 5.000 hektar.
“Paling cepat 2018 di Kalimantan Barat karena untuk buat pabrik pengolahan luas tertanam harus 6.000 hektar. Luas tertanam sebesar itu biasa kami siapkan pabrik dengan kapasitas 30 ton per jam yang investasinya sekitar Rp100 miliar,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Menurutnya, pembangunan pabrik akan berlangsung sekitar 12 bulan hingga 13 bulan. Sehingga pabrik baru itu baru beroperasi pada 2019. Karena baru memiliki satu pabrik, saat ini perusahaan menjual hasil panennya ke pabrik-pabrik dari perusahaan tak terafiliasi yang dekat dengan perkebuan milik GOLL.
Rencananya, pabrik anyar tersebut kelak akan dikelola oleh anak perusahaan PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) atau PT Charindo Palma Oetama (CPO). Dana investasi pembangunan pabrik anyar tersebut menurutnya akan dari kas perseroan, maupun pinjaman.
Di sisi lain, hingga akhir tahun ini perseroan optimistis dapat memproduksi tandan buah segar mencapai kisaran 105.000 ton. Optimisme persertoan tersebut berdasarkan raihan pada periode Januari-November 2016 yang sudah sebanyak 102.592 ton.
Proyeksi produksi tersebut meningkat sepanjang tiga tahun terakhir yakni pada 2014 yang hanya 81.818 ton dan tahun lalu yang mencapai 87.967 ton. Adapun luas lahan tertanam pada 2014 dan 2015 masing-masing mencapai 19.790 hektar dan 24.452 hektar.
Ditanyai terkait penjualan perseroan hingga 2016 berakhir, pihaknya menyebut bisa mencapai Rp170 miliar. Manajemen perseroan bersandi saham GOLL itu optimistis membukukan angka tersebut karena pada sebelas bulan di tahun ini sudah mencatatkan penjualan sebesar Rp152 miliar.
Adapun untuk laba bersih, pihak perseroan memperkirakan tahun ini dapat membukukan dua kali lipat dari semester I/2016. Pada paruh pertama tahun ini, laba bersih perseroan mencapai Rp17,9 miliar. Sebagai gambaran, pada tahun lalu pendapatan perseroan mencapai Rp129 miliar dengan laba 28 miliar.