Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah pada perdagangan Selasa (13/12/2016) masih berpeluang menguat.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memaparkan sejumlah faktor global memengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Dari Eropa, pasca keputusan ECB yang memperpanjang tetapi memangkas besaran stimulusnya tengah minggu lalu, saat ini fokus langsung beralih ke FOMC meeting yang akan disimpulkan Kamis dini hari.
Sementara itu, terkait rencana kenaikan suku bunga the Fed, walaupun pasar global telah mengantisipasi kenaikan FFR target +25bps jauh-jauh hari, tendensi the Fed mengenai prospek 2017 juga akan memengaruhi pergerakan pasar.
Adapun, rupiah masihstabil di perdagangan Jumat walaupun indeks dolar AS naik tajam pasca keputusan ECB dan menjelang FOMC meeting. Beberapa kurs di Asia juga justru menguat pada perdagangan Senin kemarin.
“Faktor eksternal akan mendominasi pergerakan rupiah di sepanjang minggu ini yang jika tanpa sesuatu yang mengejutkan dari the Fed, rupiah berpeluang menguat,” katanya dalam riset.
Pada sisi lain, realisasi tax amnesty periode II yang masih di bawah harapan kembali menjadi sumber sentimen negatif menjelang tutup tahun karena ini akan meminta defisit fiskal yang lebih lebar dan diperkirakan mendekati 3% terhadap PDB.