Bisnis.com, SURABAYA – PT Danareksa (Persero) memproyeksikan pertumbuhan pasar modal mencapai setidaknya 12% pada 2017 seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan yakni 5,2%.
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM), Prihatmo Hari Mulyanto mengatakan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak terlalu baik, ternyata pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih lebih baik karena didorong oleh pasar domestik. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menciptakan optimisime Danareksa terhadap pasar modal.
“Ekonomi global tumbuhnya hanya 3%, tapi di sini bisa 5%, jadi Indonesia cukup lebih baik dari pada global. Apalagi pemerintah berupaya mendorong pembangunan infrastruktur, menciptakan multiplier effect, ditambah program tax amnesty dan Indonesia merupakan negara paling berhasil menjalankan tax amnesty,” jelasnya saat konferensi pers Peresmian Kantor Baru Danareksa di Pakuwon Center, Rabu (7/12/2016).
Menurutnya, program tax amnesty dalam jangka panjang akan mencipkatan sistem yang lebih bagus. Meski untuk saat ini belum banyak tanda masuknya dana repatriasi ke sektor pasar modal, atau dana dari program tersebut masih mengendap di perbankan.
“Kami ditunjuk sebagai gateway manajemen investasi dari program tax amnesty tetapi memang belum terlalu banyak dana yang masuk karena dana itu masih tertahan di perbankan,” katanya.
Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas, Jenpino Ngabdi menambahkan tahun ini kondisi ekonomi global diwarnai dengan ketidakpastian terutama dalam beberapa bulan terakhir pasca pemilu di Amerika Serikat yang cukup membawa dampak pada pasar keuangan global, maupun domestik.
“Perlu beberapa waktu bagi investor untuk melihat perkembangan politik terutama di AS. Meski di AS sekarang marketnya cukup euforia tapi kita tunggu sampai Presiden AS terpilih dilantik. Namun kami percaya diri pasar modal tahun depan akan lebih baik, karena inflasi terkontrol dan tren suku bunga turun sehingga ada pendanaan yang murah,” jelasnya.
Jenpino menambahkan, jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini adalah 5.400, maka pihaknya proyeksikan indeks harga saham tahun depan bisa mencapai 6.000 atau tumbuh 12% an.
Adapun saat ini, Danareksa sendiri sudah memiliki sekitar 60.000 nasabah, sebanyak 3.000 nasabah di antaranya merupakan nasabah dari Surabaya. Danareksa mencatatkan hingga kini kinerja dana kelolaannya mencapai Rp18,3 triliun, yang terdiri dari reksadana Rp15 triliun, dan sisanya adalah pengelolaan dana serta Kontrak Investasi Koleketif (KIK) dan aset.
“Dari analisis fundamental kami, sektor yang masih lebih baik untuk pasar saham tahun depan adalah sektor finansial, infrastruktur, consumer goods, dan untuk mining atau pertambangan masih pelan-pelan membaik,” imbuhnya.