Bisnis.com, JAKARTA— Saham PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) dicatatkan di Bursa Efek Indonesia hari ini, Rabu (7/12/2016). Saham berkode PRDA ini menjadi emiten baru ke-15 tahun ini
Berdasarkan data Bloomberg, diketahui harga saham Prodia dibuka di level Rp6.700, lebih tinggi dari harga penawaran yang ditetapkan yakni Rp6.500 per saham. Namun pada pukul 11.33 WIB, saham PRDA turun ke level Rp6.425. Penurunan saham tersebut terjadi saat IHSG juga bergerak melemah pagi ini.
Adapun berdasarkan keterangan resmi yang dipublikasikan Rabu (7/12/2016), harga saham PRDA sempat melaju hingga level Rp6.850 pada pukul 10.15 WIB dengan jumlah transaksi hingga 1.141 kali dengan nilai Rp51 miliar.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty berharap kehadiran Prodia di pasar modal dapat memberikan manfaat yang optimal kepada para shareholders dan stakeholders. Dia mengatakan, dengan IPO, Prodia menargetkan dapat membuka sebanyak-banyaknya 33 laboratorium klinik baru selama 4 tahun ke depan.
Melalui penambahan jejaring ini, kehadiran Prodia diharapkan dapat dirasakan di seluruh 34 propinsi di Indonesia. “Sebagai perusahaan dengan rekam jejak lebih dari 43 tahun, Prodia ingin menjadi bagian dari solusi kesehatan di Indonesia dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kami berkomitmen untuk selalu memberikan layanan terbaik dengan hasil diagnostik yang akurat dan optimal berstandar internasional,” katanya dalam keterangan resmi.
Direktur Keuangan Prodia Liana Kuswandi mengatakan, perolehan dana hasil IPO yang mencapai Rp1,22 triliun akan digunakan sebanyak 67% untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring outlet Prodia di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru.
Kemudian, sebesar 19% akan digunakan untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia melalui pembelian peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru, yang akan memperkuat layanan Prodia untuk mendukung pengobatan individu yang menjadi tren yang terus tumbuh di industri laboratorium klinik global.
Lalu pembelian, peralatan untuk pemeriksaan non-laboratorium, dan peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi. Kemudian sisanya sebesar 14% akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.
Adapun, hingga Semester I/2016, Prodia membukukan pendapatan sebesar Rp648,6 miliar, meningkat 9,7% dari Rp 591 miliar pada periode yang sama di 2015. Total aset Prodia mencapai sebesar Rp588 miliar per 30 Juni 2016. EBITDA Prodia sebesar Rp 100 miliar dan EBITDA margin sebesar 15,5%.
Menurutnya, kinerja keuangan yang baik dari Prodia didukung oleh jejaring layanan yang telah menyebar di seluruh Indonesia. Terhitung hingga 30 Juni 2016, Prodia memiliki 251 outlet dimana 128 diantaranya merupakan laboratorium klinik, lebih dari 3.600 karyawan dengan lebih dari 230 dokter sebagai partner kerjasama, yang tersebar di 104 kota di 30 provinsi.
Laboratorium klinik Prodia merupakan tempat rujukan bagi sebagian besar rumah sakit dan laboratorium klinik lainnya di seluruh Indonesia, terutama untuk tes laboratorium khusus.
“Kami berharap, kinerja positif perseroan ini akan memberikan nilai tambah bagi investor dan stakeholders kami. Perseroan akan terus berupaya menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan tetap mengacu para good corporate governance," jelasnya.