Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA 2016: Millenium Pharmacon Ingin Raih Rp2 Triliun

Manajemen PT Millenium Pharmacon International Tbk. memproyeksikan dapat membukukan penjualan bersih hingga Rp2 triliun hingga tutup tahun ini
Ilustrasi./.Livescience
Ilustrasi./.Livescience

Bisnis.com, JAKARTA—Manajemen PT Millenium Pharmacon International Tbk. memproyeksikan dapat membukukan penjualan bersih hingga Rp2 triliun hingga tutup tahun ini.

Mohamad Muhazni bin Mukhtar, Direktur Utama Millenium Pharmacon International, mengatakan pihaknya optimistis meraih target tersebut karena penjualan bersih sepanjang Januari-September 2016 sudah mencapai Rp1,46 triliun.

Raihan hingga kuartal III/2016 tersebut, naik sekitar 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,25 triliun.

“Hingga September 2016 revenue tumbuh 17%, hingga kahir tahun bukan hal mustahil mencapai Rp2 triliun,” ujarnya dalam paparan publik perseroan bersandi saham SDPC tersebut, Rabu (16/11).

Sementara itu, untuk laba pihaknya optimistis dapat meraup Rp11 miliar tahun ini. Pada Januari-September 2016 laba bersih perseroan baru mencapai Rp9,23 miliar. Raihan itu merosot 4% dari kurun waktu yang sama tahun lalu Rp9,66 miliar.

Optimisme membukukan target kinerja keuangan tersebut tak terlepas dari usaha emiten distributor produk farmasi dan alat kesehatan itu dalam memperluas penetrasi pasar melalui penambahan jaringan dan prinsipal.

Menurut Muhazni, tahun ini pihaknya menambah satu jaringan di Sidoarjo sehingga total menjadi 31 dan berhasil mendapatkan kepercayaan dari empat prinsipal baru di bidang consumer health. Sehingga saat ini pihaknya mendistribusikan produk dari 39 prinsipal.

Pihaknya pun tahun ini memperbesar kontribusi pendapatan dari program kesehatan pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan nasional (JKN) dari 3% menjadi 4%. Saat ini ada empat prinsipal yang mengikuti program JKN yang bekerjasama dengan perseroan.

Muhazni pun menyebut, optimisme merealisasikan target tersebut tak terlepas dari diversifikasi produk yang diakukan pihaknya. Jika tahun lalu 80% lebih produk yang disalurkan perseroan adalah obat ethical, jumlahnya menjadi sekitar 72% pada 2016. Sisanya,  sekitar 17% diperoleh dari obat bebas dan 11% dari alat kesehatan.

“Tapi tetap fokus kami pada obat ethical karena skill dan kompetensi terkait produk obat ethical dan obat bebas itu berbeda,” ujarnya.

Kendati demikian, target pendapatan dan laba bersih yang optimistis diraih perseroan hingga akhir tahun ini sebenarnya tak sejalan dengan yang dipatok di awal tahun. Pada awal 2016 perseroan menargetkan pertumbuhan 20% untuk pendapatan dan laba bersih, dibandingkan raihan pada 2015 yang masing-masing Rp1,7 triliun dan Rp11,9 miliar.

Jika penjualan mencapai Rp2 triliun pertumbuhannya hanya sekitar 17,6% dari pencapaian tahun lalu. Sedangkan laba  mengalami penurunan dari raihan tahun lalu. Dia menambahkan, terkait laba bersih yang tidak bertumbuh dikarenakan tren biaya operasional yang membengkak.

Periode Januari-September 20116 biaya operasional menjadi Rp91,48 miliar, naik 11% dari periode yang sama tahun lalu Rp82,69 miliar. Selain itu biaya Bungan perseroan pun naik 28% menjadi Rp22,84 miliar dari Rp17,88 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper