Bisnis.com, JAKARTA - Emiten alat berat PT United Tractors Tbk. mengakuisisi kepemilikan 80,1% saham PT Suprabari Mapindo Mineral, perusahaan semi hard cooking coal, senilai US$45,73 juta.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis menuturkan transaksi dilakukan oleh PT Tuah Turangga Agung, anak usaha perseroan, pada 11 Oktober 2016.
Tuah Turangga Agung meneken perjanjian jual beli saham bersyarat (conditional shares and purchases agreements/CSPA) dengan Vasse Holdings Pte. Ltd., Saiman Ernawan, Eddy Winata, dan PT Cipta Olah Alam Lestari, sebagai penjual.
"Akuisisi belum terjadi, baru pendantanganan jual beli saham. Lokasi di Kalimantan Tengah," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (13/10/2016).
Nilai transaksi yang setara dengan Rp594,49 miliar (kurs Rp13.000 per dolar AS) tersebut akan disesuaikan pada saat penutupan. Sebab, bergantung pada pemenuhan hak dan kewajiban penjual kepada Tuah Turangga Agung.
Transaksi bakal dieksekusi jika seluruh prasyarat terpenuhi, tidak lebih dari 6 bulan. Produsen semi hard cooking coal itu tercatat memiliki cadangan 30 juta ton.
Perusahaan itu belum berproduksi. Rencananya, produksi akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama pada 2017 sebanyak 1 juta ton, dengan kapasitas maksimum 4 juta ton.
Semi hard cooking coal ini akan dijual kepada industri baja, baik di dalam maupun luar negeri. Dia optimistis persaingan cooking coal tidak ketat lantaran sedikitnya perusahaan sejenis.
Saat ini, sambungnya, harga batu bara yang telah menanjak sejak awal tahun, membuat perseroan semakin optimistis. Namun, dia berharap harga batu bara lebih stabil dalam jangka panjang.
Emiten bersandi saham UNTR itu mengalami tekanan pendapatan dari sektor pertambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (Pama) dan Tuah Turangga Agung pada paruh pertama tahun ini. Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai Rp3 triliun.
Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) itu menyusul PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang telah lebih dulu merangsek ke bisnis cooking coal. Terakhir kali, Adaro mengakuisisi 75% saham IndoMet Coal senilai US$120 juta.
"Masih belum produksi," ujar Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira.
Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, menilai akuisisi perusahaan cooking coal oleh UNTR diproyeksi belum berdampak positif terhadap revenue perseroan dalam jangka pendek. Meski harga batu bara sudah meningkat, dalam jangka panjang diproyeksi masih tertekan.
Kendati demikian, pembelian saham perusahaan tambang batu bara itu dapat mendukung kinerja perseroan dalam jangka panjang. Terlebih, pemain industri cooking coal masih sedikit di Tanah Air.
"Untuk jangka pendek tidak ada kontribusi, hanya menambah cadangan. Dalam jangka panjang bisa menjadi harapan, setidaknya dalam 3-5 tahun ke depan," tuturnya.