Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham: IHSG Oktober Diproyeksi 5.200-5.400

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang bulan Oktober diperkirakan tidak akan menembus level psikologis 5.500 dan bergerak pada 5.200-5.400.
Suasana di sebuah kantor sekuritas/JIBI-Dedi Gunawan
Suasana di sebuah kantor sekuritas/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang bulan Oktober diperkirakan tidak akan menembus level psikologis 5.500 dan bergerak pada 5.200-5.400.

Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, menilai IHSG belum mampu menembus level 5.500 pada akhir Oktober. IHSG diproyeksi bergerak pada kisaran 5.200-5.400 lantaran target repatriasi pada tahap pertama belum tercapai.

"Data pertumbuhan ekonomi bisa menjadi pendorong, sepertinya belum meyakinkan. Prediksi di bawah 5,1% atau stagnan. Akhir tahun pertumbuhan ekonomi 5,0%-5,1%," kata dia kepada Bisnis.com, Senin (3/10/2016).

Pada perdagangan awal Oktober, IHSG bertahan di atas level 5.400 sepanjang perdagangan Senin (3/10/2016). IHSG ditutup rebound 1,85% sebesar 99,11 poin ke level tertinggi harian 5.463,91 dan terendah 5.417,15.

Angka inflasi diproyeksi tidak akan melebihi 4% dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,1%. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi sebesar 0,22% pada September 2016 dan tahunan 3,07%.

Hingga Senin (3/10/2016), rerata rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earning ratio/PE) IHSG mencapai 13,1% dengan kapitalisasi pasar Rp5.907 triliun. Penguatan IHSG sejak awal tahun sebesar 18,96% tetap menjadi jawara di antara bursa utama dunia.

Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih Rp492,4 miliar setelah dua hari perdagangan sebelumnya juga membukukan net buy. Aksi borong saham oleh investor asing membuat catatan net buy sejak awal tahun menebal menjadi Rp34,95 triliun.

Dalam tiga hari perdagangan terakhir, investor asing mencatatkan net buy Rp1,8 triliun setelah terus melepas portofolio sejak pekan terakhir Agustus. Sepanjang September, IHSG ditutup terkoreksi 0,4% sebesar 21,27 poin setelah tiga bulan berturut-turut mengalami lonjakan tajam.

Kinerja emiten pada periode Juli-September diperkirakan tidak cukup bagus seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan flat. Sedangkan, faktor regional yang perlu dicermati adalah pemilu presiden Amerika Serikat yang akan digelar pada November 2016.

Sektor saham yang direkomendasikan di antaranya consumer goods, infrastruktur, dan properti. Sedangkan, sektor perbankan perlu dijauhi bersamaan dengan komoditas perkebunan dan batu bara.

"Keuangan dan komoditas itu sudah naik tinggi, perlu diwaspadai. Saham pilihan UNVR, AISA, ICBP, SMGR, INTP, BAJA. Sektor semen itu saham blue chips yang belum naik," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper