Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Rabu (29/6/2016), di saat para pedagang finansial mengalirkan uang kembali untuk komoditas serta aksi mogok di Norwegia dan krisis di di Venezuela mengancam adanya pemangkasan suplai.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Agustus menguat 0,73% atau 0,35 poin ke US$48,20 per barel pada pukul 11.04 WIB, sementara patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus juga naik 0,43% atau 0,21 poin ke level US$48,79.
Harga minyak mentah WTI dan Brent telah mulai menanjak kemarin setelah pasar finansial mengibaskan beberapa kejutan atas dampak perpisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit), yang memicu gejolak di seluruh pasar dan wilayah.
"Minyak memimpin sektor (komoditas) sejalan meredanya goncangan atas keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa. Penguatan minyak dikuatkan oleh berita bahwa penurunan produksi minyak di Venezuela tampaknya terus melaju, sementara aksi mogok di Norwegia juga sepertinya akan mempengaruhi produksi,” papar ANZ Bank dalam risetnya, seperti dilansir oleh Reuters.
Pergerakan harga juga ditopang oleh laporan bahwa produsen dan penyuling minyak di wilayah krisis Venezuela berusaha keras untuk menjaga produksi tetap naik akibat padamnya listrik dan kekurangan peralatan.
Pada perdagangan kemarin (Rabu pagi WIB), harga minyak WTI kontrak Agustus ditutup melejit 3,28% atau 1,52 poin ke US$47,85 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Agustus juga ditutup melesat 3,01% ke US$48,58 per barel.