Bisnis.com, JAKARTA – Referendum Inggris yang bersejarah untuk mengakhiri keanggotaannya di Uni Eropa (Brexit) menjadi panggilan bagi para investor yang menghindari risiko. Hal ini memicu lonjakan senilai US$4,3 miliar untuk kepemilikan emas, nilai harian tertinggi dalam empat tahun.
Harga emas telah reli sebesar 25% tahun ini seiring langkah bank sentral AS Federal Reserve menunda penaikan biaya pinjaman AS serta penerapan tingkat suku bunga negatif di Eropa dan Jepang.
Referendum Brexit menambah ketidakpastian pada pasar global dengan hedge funds yang meningkatkan taruhan pada kenaikan harga ke level tertinggi sepanjang masa selang dua hari menjelang referendum.
“Hal ini akan menjadi perjalanan yang sangat tidak terduga,” kata Justin Smirk, ekonom senior Westpac Banking Corp., seperti dilansir oleh Bloomberg. “Ada banyak ketidakpastian mengenai Brexit, tidak hanya tentang bagaimana mereka (Inggris) melakukannya tapi bahkan apakah itu akan dilakukan. Kita akan menyaksikan risiko datang dan pergi, kemudian, reli dan pelemahan pada pasar emas.”
Dia menambahkan, minat pada emas yang diperdagangkan di bursa efek akan naik namun hal itu tidak akan berlangsung proses bahkan dalam prosesnya.
Nilai bullion untuk pengiriman terdekat naik 0,9% menjadi U$1.327,65 pada pukul 13.43 di Singapura. Logam tersebut melonjak ke U$1.358,54 pada perdagangan Jumat ke tingkat yang belum pernah dicapai sejak Maret 2014. Lonjakan sebesar 8,1% itu adalah yang terbesar dalam satu hari sejak 2008.
Menurut rata-rata 12 prediksi analis dalam survei Bloomberg yang terdiri atas analis dan pedagang dari New York ke London, harga emas dapat naik setinggi U$1.424 per ounce pada akhir tahun ini.