Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 3 Skenario Efek Brexit Bagi Pound Sterling

Mata uang pound sterling kembali menanjak seiring naiknya probabilitas Inggris menetap di Uni Eropa menjelang referendum Kamis (23/6/2016). Setidaknya ada 3 skenario terkait Brexit versus Bremain.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang pound sterling kembali menanjak seiring naiknya probabilitas Inggris menetap di Uni Eropa menjelang referendum Kamis (23/6/2016). Setidaknya ada 3 skenario terkait Brexit versus Bremain.

Pada perdagangan Rabu (22/6) pukul 15:58 WIB nilai tukar GBP-USD menguat 0,0008 atau 0,05% menuju 1,4666 per dolar AS. Angka tersebut menunjukkan pound sudah terkoreksi 0,5% sepanjang tahun berjalan.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menuturkan saat ini sentimen referendum posisi Inggris di Uni Eropa menjadi sentimen utama penggerak mata uang pound sterling. Namun, pasar masih diliputi ketidakpastian karena perbedaan hasil polling antara Bremain dan Brexit masih tipis, atau hanya terpaut 1%.

Kekhawatiran terhadap Brexit menjadi nyata karena para pelaku industri berpendapat sektor manufaktur dan jasa merosot hingga sepertiga menjelang referendum. Tingkat belanja konsumen pun melesu.

"Saat ini sebagian besar sentimen fokus pada hasil referendum yang dirilis besok (23/6/2016). Jika hasil referendum menyatakan Brexit, maka memicu penurunan lebih besar pada pound sterling dan bursa saham Inggris," tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (22/6/2016).

Menurut Christian, ada tiga skenario harga pound sterling terkait hasil referendum. Pertama, bila kubu Brexit menang mutlak dengan selisih antara 10%-20%, maka pound bakal merosot ke 1,4275 per dolar AS.

Kedua, keunggulan tipis Brexit terhadap Bremain menyebabkan pelemahan terbatas pound sterling di level 1,43-1,44 per dolar AS. Hasil polling ini memberikan harapan adanya nogosiasi ulang, sehingga memicu adanya referendum lanjutan.

Ketiga, jika hasilnya Inggris menetap di Uni Eropa, makan ada peluang pound mengalami reli sekitar 1,4949-1,5 per dolar AS. Putusan Bremain memang direspon lebih positif oleh pasar.

Selain isu Brexit, sentimen penggerak GBP lainnya ialah pertumbuhan ekonomi Inggris dan global, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan Bank Sentral Inggris, serta pergerakan dolar AS.

Bank of England diperkirakan bisa menaikkan suku bunga tahun ini bila nilai pound sterling terus jeblok akibat keputusan Brexit. Namun, jika GBP stabil kenaikan suku bunga baru akan dilaksanakan pada 2017.

Di sisi lain, Gubernur The Fed Jannet Yellen menyatakan akan menunggu referendum Inggris dan perbaikan data kerja AS. Bila data pasar tenaga kerja yang dirilis awal bulan depan menunjukkan rebound, maka peluang kenaikan suku bunga The Fed kian terbuka.

Sentimen ini tentunya akan menguatkan dolar AS dan memukul mata uang lainnya, termasuk harga komoditas yang menggunakan mata uang Paman Sam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper