Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga batu bara berlanjut pada penutupan perdagangan hari keenam, Senin (20/6/2016) seiring dengan lonjakan harga komoditas.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Juli 2016, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup melejit 5,45% atau 2,95 poin ke US$57,10/metrik ton.
Pada hari perdagangan sebelumnya (Jumat, 17/6/2016), harga batu bara kontrak Juni juga ditutup dengan penguatan 1,88% atau 1 poin ke US$54,15/metrik ton.
Setelah terus ditopang dengan banyak sentimen positif, termasuk prospek batu bara memasuki musim panas serta dukungan penuh Jepang terhadap bahan bakar fosil, pergerakan batu hitam kembali didorong oleh membaiknya harga komoditas akibat menurunnya potensi Brexit.
Harga minyak WTI kontrak Juli berakhir melesat 2,90% ke US$49,37 per barel pada penutupan perdagangan kemarin. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Agustus ditutup melejit 3,01% ke US$50,65 per barel.
Di sisi lain, BHP Billiton Ltd. eksportir batu bara koking terbesar di dunia, melihat pertumbuhan permintaan jangka panjang untuk bahan-bahan produksi baja yang didukung oleh kenaikan produksi pada negara-negara berkembang dipimpin oleh India.
“Dunia berkembang membutuhkan baja, baja memerlukan batu bara koking, dan kita memiliki posisi sumber daya terkuat dalam seaborne market,” kata Miek Henry, Presiden Operasi unit Minerals Australia BHP, seperti dikutip dari Bloomberg.
Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2016 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
20 Juni | 57,10 (+5,45%) |
17 Juni | 54,15 (+1,88%) |
16 Juni | 53,15 (+1,43%) |
15 Juni | 52,40 (+1,75%) |
14 Juni | 51,50 (+1,08%) |
Sumber: Bloomberg