Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga batu bara berlanjut pada penutupan perdagangan hari kelima, Jumat (17/6/2016) seiring dengan lonjakan harga komoditas.
Pada perdagangan Jumat, harga batu bara untuk kontrak Juni 2016, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup dengan kenaikan sebesar 0,39% atau 0,20 poin ke US$50,90/metrik ton.
Pada hari perdagangan sebelumnya (Kamis, 16/6/2016), harga batu bara kontrak Juni juga ditutup dengan penguatan sebesar 0,20% atau 0,10 poin ke US$50,70/metrik ton.
Setelah terus ditopang dengan banyak sentimen positif, termasuk prospek batu bara memasuki musim panas serta dukungan penuh Jepang terhadap bahan bakar fosil, pergerakan batu hitam kembali didorong oleh membaiknya harga komoditas akibat naiknya permintaan untuk aset-aset yang lebih berisiko.
Harga minyak WTI kontrak Juli berakhir rebound 3,83% ke US$47,98 per barel pada penutupan perdagangan Jumat. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Agustus juga ditutup melejit 4,20% ke US$49,17 per barel.
Di sisi lain, menurut data International Energy Agency, seperti dikutip dari Bloomberg, pembangkit listrik bertenaga batu bara berkontribusi terhadap lebih dari 70% kebutuhan energi di China dan bahan bakar fosil tersebut akan cenderung terus digunakan pada produksi pabrik dan penerangan untuk beberapa waktu lamanya.
Ketika di satu sisi masalah pencemaran lingkungan mendorong para pembuat kebijakan untuk meningkatkan pilihan yang lebih ramah lingkungan, batu bara akan tetap menjadi sumber listrik yang dominan setidaknya hingga tahun 2040.
Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2016 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
17 Juni | 50,90 (+0,39%) |
16 Juni | 50,70 (+0,20%) |
15 Juni | 50,60 (+0,30%) |
14 Juni | 50,45 (+0,10%) |
13 Juni | 50,40 (+0,10%) |
Sumber: Bloomberg