Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga CPO terpantau melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (20/6/2016) sejalan dengan menguatnya kinerja mata uang ringgit Malaysia.
Kontrak berjangka CPO untuk September 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, turun signifikan 1,02% atau 25 poin ke posisi 2.425 ringgit per ton pada pukul 10.00 WIB.
Harga minyak sawit pagi tadi dibuka dengan pelemahan sebesar 0,16% atau 4 poin ke level 2.446 ringgit per ton.
Menguatnya mata uang ringgit Malaysia seiring peningkatan kecenderungan suara dalam jajak pendapat terakhir yang menunjukkan keinginan bagi Inggris untuk bertahan di Uni Eropa. Hal ini mendorong permintaan untuk aset-aset yang lebih berisiko.
“Kinerja ringgit mendapatkan keuntungan dari membaiknya risiko setelah survey terbaru Brexit menunjukkan suara ‘Bertahan’ yang sedikit memimpin,” ujar Khoon Goh, senior foreign-exchange strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd., seperti dikutip dari Bloomberg.
Nilai tukar ringgit menguat 0,47% atau 0,019 poin ke posisi 4,0815 ringgit per dolar AS pada pukul 10.14 WIB setelah dibuka dengan penguatan 0,18% di posisi 4,0933.
Penguatan ringgit mengerek harga sawit dalam dolar serta membawa pengurangan daya saing secara global.
Pergerakan Harga CPO Kontrak September 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
20/6/2016 (Pk. 10.00 WIB) | 2.425 | -1,02% |
17/6/2016 | 2.450 | +1,45% |
16/6/2016 | 2.415 | -1,83% |
15/6/2016 | 2.460 | -0,36% |
14/6/2016 | 2.469 | -1,71% |
Sumber: Bloomberg