Bisnis.com, JAKARTA - Setelah berproduksi akhir tahun ini, emiten pertambangan emas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) membidik penjualan kotor mencapai US$90 juta hingga US$95 juta mulai 2017.
Direktur Merdeka Copper Hardi Wijaya Liong mengatakan produksi emas perseroan akan mulai terjadi pada akhir tahun ini. Ditargetkan, setiap tahun produksi emas sebanyak 90.000 oz dan perak mencapai 300.000 oz selama sembilan tahun awal umur tambang.
"Cadangan emas untuk 9 tahun. Akhir tahun ini baru mulai berproduksi, kemudian dimurnikan pada tahun depan," katanya dalam paparan publik, Rabu (8/6/2016).
Emiten bersandi saham MDKA itu menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$126 juta termasuk untuk kontigensi. Hingga Mei, belanja modal yang telah terserap mencapai US$34 juta dengan realisasi proyek tujuh bukit mencapai 22%.
Sekretaris Perusahaan MDKA Ellie Turjandi menambahkan produksi yang dimulai akhir tahun ini akan dimurnikan oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. pada pabrik refinery yang memakan waktu 1 bulan. Sehingga, penjualan yang akan masuk ke dalam revenue baru dapat dibukukan pada 2017.
"Kerugian yang ada sebelum berproduksi, dengan harga emas US$1.250 per oz, kerugian dapat ditutupi pada 2017," tuturnya.
Produksi emas perseroan ditargetkan akan dijual di pasar domestik dan internasional. Setiap tahun, manajemen yang terafiliasi Grup Saratoga itu menargetkan penjualan emas dapat mencapai 90.000 oz hingga 100.000 oz.
Setidaknya terdapat tiga negara yang meminati produk emas perseroan, yakni Australia, Singapura, dan Hong Kong. Sedangkan, penjualan perak diproyeksikan dapat mengurangi beban biaya produksi.
Struktur biaya produksi perseroan mencapai kurang dari US$500 per oz tanpa penghitungan royalti. Bila termasuk royalti, biaya produksi akan bertambah 3,75% untuk emas dan 3,25% untuk perak.
Untuk menjamin harga penjualan, perseroan melakukan lindung nilai (hedging) atas 50% sales. Hedging penjualan mencapai US$1.200,8 per oz selama produksi 2017-2019.
Sementara itu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan mengganti jajaran direksi dan komisaris. Pemegang saham mengangkat Colin Francis Moorhead sebagai Wakil Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO).
RUPST juga menerima pengunduran diri A.M. Hendropriyono digantikan oleh Edwin Soeryadjaja sebagai presiden komisaris. Zannuba Ariffah alias Yenny Wahid juga mundur dan digantikan oleh Dhohir Farisi sebagai komisaris independen.