Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak ditutup mendekati level US$48 per barel di New York.
Hal itu terjadi setelah reli dolar AS mereda dan kebingungan terkait berita utama industri minyak Nigeria memunculkan kekhawatiran terhadap pasokan.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni turun 3 sen ke level US$48,16 per barel di New York Mercantile Exchange. Adapun Brent untuk kontrak Juli melemah 12 sen ke US$48,81 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Harga minyak mentah turun sebanyak 3% pada awalnya seiring dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya. Hal itu terjadi setelah The Federal Reserve pada Rabu merilis risalah rapat yang mengindikasikan potensi kenaikan suku bunga pada Juni.
Penguatan dolar AS itu mengurangi minat investasi dalam sektor komoditas. Sementara itu Exxon Nigeria menyatakan pada Kamis bahwa produksi di Qua Iboe dilanjutkan setelah sebelumnya akses jembatan ke terminal diblokir.
"Penguatan dolar AS mereda setelah naik tajam sebelumnya dan pasar minyak meresponnya," ujar Gary Cunningham, Head of Market Research Tradition Energy in Stamford, seperti dikutip Bloomberg.
reli dolar mereda dan kebingungan berita utama tentang industri minyak Nigeria didukung kekhawatiran tentang pasokan .