Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi masih akan tertekan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/5/2016).
Adapun pagi ini, rupiah dibuka melemah 0,26% atau 34 poin ke 13.359 per dolar AS pada awal transaksi.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan dengan buruknya data ekonomi Tiongkok, penguatan dolar AS bisa berlanjut sehingga tekanan pelemahan terhadap rupiah bisa bertahan.
Dari domestik, lanjutnya, CAD kuartal I/2016 yang menipis menunjukkan keseimbangan eksternal yang semakin stabil walaupun itu juga berarti impor yang tertekan lemahnya permintaan domestik.
"CAD yang menipis, inflasi yang rendah serta pertumbuhan yang melambat akan menjaga peluang pemangkasan BI rate lanjutan ke depan," paparnya dalam riset.
Sementara itu, harga minyak masih menguat walaupun di sisi lain data ekonomi Tiongkok diumumkan memburuk di akhir pekan kemarin.
Adapun data ekonomi AS yang dirilis masih bervariasi tetapi secara umum belum mampu mengangkat ekspektasi kenaikan FFR target di FOMC meeting Juni 2016 mendatang.
"Tetapi buruknya data ekonomi Tiongkok di akhir pekan lalu bisa mendorong penguatan dolar AS paling tidak di pasar Asia pagi ini," tambahnya.