Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi kembali melanjutkan pelemahannya di awal pekan ini, Senin (16/5/2016).
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memperkirakan rupiah bergerak pada support 13.320 dan resisten 13.305.
Dia mengatakan kembali berbalik menguatnya laju yen terhadap dolar AS tampaknya belum dapat dimanfaatkan rupiah untuk dapat bergerak positif seiring dengan adanya berita negatif dari neraca pembayaran Indonesia.
"Pelaku pasar pun tampaknya juga cenderung masuk ke yen untuk memanfaatkan momentum penguatan tersebut. Dengan adanya sentimen tersebut membuat laju rupiah berpeluang kembali melanjutkan pelemahannya," paparnya dalam riset.
Sementara itu pada akhir pekan lalu, setelah rilis peningkatan tipis penjualan ritel yang tidak terlalu mendapat tanggapan positif, rupiah juga tertekan setelah adanya rilis Bank Indonesia yang melaporkan neraca pembayaran Indonesia kuartal I/2016 defisit US$287 juta setelah berhasil mencatatkan surplus US$5,1 miliar pada kuartal IV/2015.
Defisit transaksi berjalan pada kuartal I/2016 tercatat US$4,668 miliar atau 2,14% terhadap PDB. Jumlah itu menurun dari kuartal sebelumnya karena meningkatnya surplus neraca perdagangan.
CAD menurun dibandingkan kuartal IV/2015 yang berada di level 2,37% terhadap PDB atau US$5,1 miliar.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial surplus US$4,2 miliar atau lebih rendah dari surplus kuartal IV/2015 sebesar US$9,8 miliar dan US$5,0 miliar pada kuartal I/2015.
"Namun demikian, kami harapkan penguatan yang terjadi dapat lebih terbatas," tambahnya.